Mohon tunggu...
gabriele richard
gabriele richard Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komponis,arranger,musisi,penulis

Lahir di kota Purbalingga 15 Mei 1966 Ayah mantan TNI yang pensiun dini untuk mengabdi di dinas Kabupaten Purbalingga,wafat tahun 1981 Ibu seorang wanita desa biasa ,wafat tahun 2016 Satu keluarga terdiri dari sembilan bersaudar,yang bungsu telah wafat di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutukan Arwah Nenek Saras

19 Januari 2017   04:29 Diperbarui: 21 Januari 2017   20:18 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Nenek Sakit? Sakit apa neng? biasanya sehat tuh,biar sudah agak umur...” tanya penjual bubur

“ Sakit maag,ia mengidapnya dari muda “ Jawab Saras

“ Wah,kalau sakit itu sich,paman juga kena..tapi paman urut ke teman paman..jadi agak mendingan ,..jarang kumat “ Jawab penjual bubur itu

“ Masa..sakitnya di dalam perut koq diurut,Ngurutnya dimana??”

“ Nggak tahu lah nmeng,pam,an nurut aja...di urut dijempol tangan kaki,di kepala..paman hanya maunya sembuh” Jawab paman itu

“ Ohh....pijat refleksi,orang mana yang teman paman?” Tanya Saras penasaran

“ Jauh neng..di kota besar...tapi kalau  di sms ,dia datang ..orangnya baik...he...he...he” kata penjual bubur itu

“ Ya udah,aku minta nomernya saja,nanti kalau nenek sembuh,paman dapat bonus...Saras mau beli buburnya untuk selamatan orok sebelah...”

“Bener nich? ...nih nomernya,eh...ngomong ngomong.dirumah ada cowok .siapa tuh neng ? “  Tanya penjual bubnur itu

“ Ngaak ada...mamang ngarang nich...Saras tidak pernah punya cowok ,apalagi samapi main kerumah...ada juga di kampus kawan kawan belajar,tapi nggak ada yang dekat kayak pacar..mamang ada ada aja...” Jawab Saras 

“ Yang benar...itu lho...yang suka mebawa perban untuk perwat tetangga neng ..ia kalau lewat rumah neng selalu seperti mencari anak hilang,...jangan jangan janjian sama neng...” kata Penjual bubur itu lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun