Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Arloji

19 Oktober 2016   21:03 Diperbarui: 19 Oktober 2016   21:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiffany melihat kedua tangan dan kakinya. Dengan perlahan ia menarik napas, dan membuangnya dalam satu hembusan panjang. “Ah, baiklah, aku harus tetap bersyukur dalam keadaan transparan ini” ucapnya sambil tersenyum kecil.

Tiffany meneruskan perjalanannya, dan berhenti ketika ia melihat sebuah sungai. Di sekitar sungai tersebut terdapat hutan kecil yang menarik perhatian Tiffany. Ia menyebrangi sungai tersebut dan masuk ke dalam hutan kecil itu.

Dari balik semak-semak di hutan kecil, ia samar-samar dapat melihat 3 orang dewasa sedang berbincang, awalnya perbincangan itu terkesan santai, namun ketika salah seorang wanita diantaranya angkat bicara, suasana di sekitarnya berubah tegang.

“Mana mungkin ia meninggal karena penyakit livernya? Tadi pagi ia masih berkuda! Masih berkuda! Aku melihatnya sendiri, ia meninggal karena diracun oleh bupati. Dan kau tahu? Bupati dengan jenderal gouverneurBelandaitu satu! Mereka kawan.”

Tiffany mencoba mendekat ke sumber suara dan dengan jelas melihat ketiga orang yang berkumpul itu. Dua diantara mereka adalah orang belanda, dan satunya orang Indonesia. Menurut Tiffany, kedua orang Belanda itu adalah pasangan suami isteri.

“Jadi maksud anda, jenderal gouverneur tahu jika Slotering, suami anda itu di racun?” kata pria Belanda itu, nadanya menunjukan amarah yang tertahan. “Begitulah” jawab perempuan Indonesia itu dengan sayu.

“Aku akan melaporkan hal ini! Slotering pasti sedang menelusuri kasus pemerasan dan korupsi di Lebak kan? Karena itu ia diracun,” ucap pria Belanda itu. “Para pribumi di Lebak tidak boleh lagi merasakan penderitaan dan perbudakan!” lanjutnya.

Tiffany memutuskan untuk mendekat pada tiga orang itu. Lagi pula aku ini kan transparan, siapa juga yang akan melihatku,batinnya. Beberapa saat setelah itu, percakapan diantara ketiganya usai, dan mereka kembali ke rumah masing-masing.

Tiffany mengikuti perempuan Indonesia yang tadi berbincang dengan kedua orang itu. Hingga sampai di rumahnya, perempuan ini berhenti di ambang pintu dan berbalik.

“Siapa kau?”

Tiffany tersentak dengan pertanyaan perempuan ini, lantas ia menoleh ke arah kanan dan kirinya untuk melihat jika ada orang lain di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun