“Kau ini sangat tidak berhati-hati, bagaimana kalau..,” mendengar ibunya berbicara seperti itu Tiffany tersenyum dan dengan cepat langsung melanjutkan kata-kata ibunya, ”kau terjatuh dari tangga itu juga? Jangan khawatir,Bu, aku sudah besar, lanjutkan saja masakan ibu”
Ibu Tiffany hanya tersenyu m, lalu kembali ke dapur. Tiffany memasukkan kembali barang-barang di kardus tersebut, sambil mencari kertas ‘berharga’ nya itu. “Ah, ini dia!” ujarnya sambil memeluk kertasnya. Namun kini matanya menangkap benda berkilau yang berada di lantai.
Jam tangan?
1Acrophobia : phobia ketinggian
2Daebak : sebuah kata dalam Bahasa Korea yang menyatakan kekaguman
Biasanya Tiffany bukan orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun kali ini berbeda. Benda tua yang terlihat unik itu sangat memancing rasa ingin tahunya. Ia mengambil jam tangan itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
Setelah selesai memasukan isi kardus, Tiffany kembali menutup isi kardusnya. Nanti aku akan meminta ayah mengangkatnya kembali, batinnya.
Tiffany belum melangkahkan keluar dari kamar sejak ia menemukan jam tangan itu. Sesaat sebelum ia masuk ke kamar, ia pernah bertanya kepada ibunya tentang asal usul benda tersebut, katanya, “Itu jam tangan nenek mu, ia mendapatkannya dari…. Ah, ibu juga lupa , nenekmu pernah menceritakannya, namun ibu lupa siapa nama orang tersebut.”
Sayangnya, karena terjatuh tadi, ada bagian jam tangan yang retak serta jarum penunjuk detiknya terlepas, dan Tiffany sedang berusaha keras untuk memperbaikinya sekarang. Walaupun ia yakin jam tangan itu tidak akan 100% kembali utuh, namun setidaknya ia berusaha membuat jam tersebut ‘terlihat’ utuh dan berfungsi kembali.
Jam tersebut tidak hanya menunjukkan waktu, namun juga, lengkap dengan tanggal, bulan dan tahunnya. Seluruh pemutarnya masih berfungsi dengan baik. Menurut Tiffany, pada zaman neneknya masih hidup, jam tangan ini pasti memiliki harga jual yang mahal.
“Kata ibu, nenek hidup di zaman penjajahan. Bagaimana rasanya ya? Ah,entahlah” ucapnya sambil menerawang ke atas. Pandangannya beralih lagi pada jam tangan tua itu. Lalu, sebuah pertanyaan terbesit di pikirannya.