Para siswa langsung menuju tempat latihan yang ditentukan dan sesuai Pembina yang mendampingi.
Aku mendapat tugas menangani anak yang terlambat.
Anak ini masih tetap diam di tempatnya. Wajahnya tampak sinis tak menyenangkan. Pandangannya lekat pada tanah di bawahnya. Dia tak peduli apa yang terjadi di sekitarnya. Bagai hidup di dunianya sendiri. Bahkan ketika aku sudah berdiri di depannya, dia tetap cuek.
" Kok malah nglamun?"
Aku mencoba mengawali sapaanku . Dia mengangkat mukanya dan memperbaiki sikap berdirinya.
" Â Kenapa terlambat?"
Tak sedikitpun jawaban meluncur dari mulutnya. Wajahnya kembali tertunduk.
" Kenapa diam terus, kamu sakit?"
Dia menggeleng pelan.
" La kenapa diam terus? Ditanya gak mau jawab!"
" Capek nunggu. Biasanya kalau terlambat langsung dapat sanksi, bukan ditanya-tanya terus."