Darahku berdesir lebih cepat. Benar-benar aku tak menyangka Hida bisa lunak dan bicara manis padaku. Saat ini benar-benar sangat bahagia. Perubahan sikapnya padaku ini sudah lebih dari cukup.
" Chie...chie... Hidaaaaa!" Teman-teman Hida mulai menggoda.
" Iiih... apaan  sih..."
" Sudah akuuur ni yeee!"
Hida tersenyum manis sekali, matanya melirikku penuh makna. Aku sambut dengan senyuman dan tatapan penuh kasih. Hanya tatapan mata kami yang beberapa kali saling beradu  sudah banyak berbicara.
Tak henti-hentinya ku bersyukur, Allah tlah melunakkan hati Hida.
Berjuta harapan bersemayam dalam hati ini. Entah kapan  terwujud. Aku mencintaimu dalam diam, selalu kusematkan di antara doaku semoga kelak kita bisa bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H