“Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi sepertinya tuhan sudah sangat merindukannya”.
Hancur sudah pertahanan mereka, air mata itu tidak berhenti menetes, ibunya memeluk tubuh ringkih putrinya yang dingin. Sedangkan bapaknya, tidak kuat melihat wajah anak semata wayangnya itu, dan tetap memilih menunggu diluar kamar.
Nyatanya di balik kesedihan mereka ada seorang gadis yang benar-benar hancur, gadis yang selalu menemani sahabatnya melewati masa sulinya, gadis yang selalu menjaga sahabatnya, gadis yang selalu siap dijadikan sandaran oleh orang terdekatnya. Dia hancur, semua sudah berakhir.
Namun dia tak bisa menangis terlalu lama, dia mengingat kata terkahir yang di ucapkan sahabtnya saat terakhir pertemuan mereka.
Setelahnya gadis itu tersenyum dan bergumam “pasti sekarang Melis sudah bahagia disana sudah tak merasakan sakit lagi”
“Thanks for everything, lis.” Ucap Fithroh dengan tangis haru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H