Sebagai contoh di dalam pendidikan agama Islam (PAI) terdapat pemisahan mata pelajaran berupa : al-qur'an hadis, aqidah akhlak, fiqih, dan sejarah kebudayaan Islam. Dan pada pelajaran lainnya dapat berupa pelajaran sejarah, ekonomi, geigrafi, fisika, kimia, biologi dan lain-lain, yang semuanya di ajarkan secara terpisah-pisah dan terkadang atau bahkan tidak sama sekali di hubungkan dengan mata pelajaran lain yang serumpun.
b. Pendekatan Humanitis
Pendekatan Humanistis adalah "bertolak dari ide" memanusiakan manusia". Penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan." ( Muhaimin, 2007: 142 ).
Pendekatan humanistik "lebih menitik beratkan individu guru sebagai manusia dari pada sebagai pemberi ilmu. Cara-cara bagaimana individu memandang dirinya, orang lain, dan  pelajran yang diberikan adalah menjadi dasar di bangunnya teori pengajaran tersebut." ( Amin, dkk, 1979: 9 ). Pendekatan humanistic ini juga menekankan pada kepentingan peserta didik. ( Hasibuan, 2008: 2 ).
Pendekatan ini muncul adalah sebagai akibat dari pendidikan tradisional yang subjek akademis dan menjadikan peserta didik seperti yang di kritik oleh Paulo Freire sebagai "modal pembelajaran pasif mendiktekan, murid mencatat, guru bertanya, murid menjawab, dan seterusnya. Paulo Freire menyebutnya dengan pendidikan gaya bank, yakni pendidikanmodel deposito, guru sebagai deposan yang mendepositokan pengetahuan serta berbagai pengalamannya pada siswa, siswa hanya menerima, mencatat dan menfilekan semua yang disampaikan guru. Pendidikan model bank tersebut menurut Freire merupakan salah satu bentuk penindasan terhadap siswa-siswa karena menghambat kreativitas dan pengembangan potensi mereka." ( Rosyasa, 2007: 91 ).
Jadi dalam pendekatan humanistic ini terjadi pola hubungan guru-murid dari monologis menjadi proses dialogis.
c. Pendekatan Teknologis
"Pendekatan Teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisakompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang diajarkan, criteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisa tugas (job analysis) tersebut. Kurikulum berbaris kompetensi yang saat ini sedang digalakkan di sekolah / madrasah termasuk dalam kategori pendekatan teknologis." ( Muhaimin, 2007: 163-164 ).
- Pendekatan Rekontruksi Sosial.
Pedekatan ini berdasarkan fisafat rekonstruksionalisme, yang menekan : " Bahwa kurikulum mampu mengatarkan siswa-siswanya untuk bisa hidup sesuai dengan perkembangan nilai, dan kultur yang berkembang di tengah-tengah masyarakatnya. Pendidikan adalah sebuah aktivitas dari sebuah pembebasan, yakni pembebasan dari ketertinggalan, ketakutan, alinasi serta berbagai social desease lainnya. Bahkan lebih jauh, bahwa pendidikan harus mampu memengaruhi proses perubahan social, dengan pengembangan nilai serta kultur yang di kehendaki untuk dikembangkan dalam bentuk berbagai perilaku sosial oleh para siswanya." ( Rosyada, 2007:40 ).
Sebagai contoh, bila narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) telah menjamur di masyarakat, maka di perlukan pendekatan Rekonstruksi sosial ini untuk membangun masyarakat tanpa narkoba, dan lain-lain.
e. Pendekatan Proses Pengembangan Kognitif.