2.1.3 Bentuk -Bentuk Motivasi
      Motivasi dapat menjadi kekuatan pendorong di balik semangat seorang dalam bekerja. Semangat tersebut dapat berasal dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal), dan keduanya merupakan faktor penggerak yang penting untuk terus menciptakan motivasi bekerja.
      Santoso Soeroso (2003) dalam(Fahmi, 2011) motivasi memiliki 2 bentuk prinsipal yang muncul, yaitu :
a)Motivasi dari luar (ekstrinsik)
Motivasi ekstrinsik adalah ketika seorang karyawan menerima dorongan dari sumber di luar dirinya. Kemudian dorongan tersebut lebih lanjut untuk menumbuhkan dan membangun semangat motivasi di dalam diri mereka sendiri untuk mengubah seluruh sikap mereka ke arah yang lebih baik-misalnya, motivasi yang diberikan oleh atasan.
b)Motivasi dari dalam (intristik)
Di sisi lain, motivasi intrinsik mengacu pada dorongan yang berasal dari dalam diri individu, dan memengaruhi seseorang untuk memengaruhi kinerjanya di tempat kerja.
      Setiap organisasi memiliki pendekatan berbeda untuk merancang motivasi. Siswanto Sastrohadiwiryo (2002:270) dikutip oleh (Wahyu, 2013) motivasi memiliki 4 unsur utama secara umum, yaitu :
1)Imbalan berupa uang (upah)
Salah satu bentuk kompensasi yang paling umum diberikan kepada pekerja biasanya berupa uang. Ketakutan akan kehilangan pekerjaan atau sumber uang merupakan perangsang kerja yang sangat efektif karena uang adalah hal yang paling mendasar dan paling kuat di antara naluri biologis lainnya untuk tetap bertahan hidup.
2)Arahan dan kendali
Arahan atau mengarahkan berarti membuat keputusan tentang apa yang harus atau tidak harus mereka lakukan. Sedangkan pengendalian berarti memastikan karyawan melakukan apa yang telah diinstruksikan, Fungsi pengendalian mencakup penilaian kinerja, pemeriksaan kualitas, dan pengukuran hasil kerja, sedangkan fungsi pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman, dan manual, bahkan manajemen berdasarkan tujuan.
3)Penciptaan pola kerja efektif
Dalam kebanyakan kasus, bosan dalam bekerja akan menimbulkan reaksi menurunnya produktivitas kerja. Manajemen menggunakan berbagai strategi yang berguna untuk mengatasi masalah pengaturan pekerjaan karena mereka menyadari hal ini:
a)Meningkatkan pekerjaan, yang berarti mencocokkan kebutuhan tenaga kerja dengan kapasitas pekerja.
b)Manajemen partisipatif, yang menggunakan berbagai Teknik strategi untuk melibatkan pekerja dalam pilihan-pilihan yang berdampak pada pekerjaan mereka.
c)Mengalihkan perhatian karyawan dari tugas-tugas yang membosankan sehingga mereka dapat bersantai atau melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan.
4)Kebijakan
Aktivitas manajemen yang disengaja yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap atau sentimen karyawan disebut sebagai kebijakan.Dengan kata lain, kebijakan adalah upaya untuk memastikan kepuasan karyawan.
2.1.4 Indikator Motivasi Kerja
      Berikut ini adalah indikator-indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat motivasi kerja seorang karyawan, menurut Maslow, yang dikutip oleh Kusuma (2016):
1.Kebutuhan fisik, yang dibuktikan dengan ketersediaan gaji, bonus, dana untuk kebutuhan lain seperti tempat tinggal, makanan, transportasi, dan lain sebagainya.
2.Kebutuhan keamanan dan keselamatan ditunjukkan dengan fasilitas keamanan dan keselamatan kerja, seperti tunjangan kesehatan, dana pensiun, peralatan keselamatan kerja, dan asuransi kecelakaan.
3.Kebutuhan social, ditunjukkan dengan kebutuhan mencintai dan dicintai, serta dorongan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok, adalah contoh kebutuhan sosial dengan orang lain.
4.Kebutuhan akan penghargaan, seperti yang ditunjukkan dengan pengakuan dan penghargaan berdasarkan kemampuan seseorang, serta kebutuhan untuk diakui dan dihargai oleh para pemimpin dan anggota staf lainnya.
5.Kebutuhan untuk realisasi diri, yang dipenuhi oleh sifat profesi yang menuntut dan menarik, di mana karyawan akan mengeluarkan potensi dan kemampuan mereka. Organisasi atau bisnis dapat memenuhi permintaan ini dengan menawarkan pendidikan dan pelatihan.