"Dan jujur menurut gue ada banyak orang yang berkolaborasi biar nambah pengunjung dan biar tulisannya dibaca. Bahasa kasarnya, kolaborasi itu adalah batu loncatan sekaligus juga wadah buat belajar."
"Ga salah juga sih. Jadi gini, sebenernya di kompasiana itu juga ada senioritas. Mau ga mau di mana - mana  pasti ada."
"Terus, hubungan senioritas sama kolaborasi?"
"Nahhh! Otomatis, yang lebih lama di kompasiana kan lebih senior. Lebih banyak kenalan toh? Diasumsikan dia orangnya rajin mengunjungi akun lainnya. Kalo misalnya gue baru di kompasiana, terus ngajakin lo yang udah senior, otomatis kan nama gue mulai dikenal. Ya sama kayak batu loncatan itu tadi."
"Iya iya. Tapi gue berusaha kembali ke esensi menulis. Maksud gue, selain dari batu loncatan itu, mengapa kita pingin kolaborasi?"
"Ngilangin galau! Hahaha!"
"Kolaborasi pertama gue itu lebih karena alasan emosional. Gue pingin menyatu sama ni orang. Pingin paham pikiran ni orang. Pingin bisa larut dalam kata- kata ni orang. Tapi habis itu, kolaborasi berikutnya jadinya lebih ke menggambarkan suatu hal dengan sudut pandang berbeda. Jadinya kepisah - pisah."
"Hahaha! Panjang ya?"
"Habis itu udah. Jarang banget nulis kolaborasi lagi.Hahaha! Apa yang panjang?"
"Penjelasan lo tadi."
"Salah seorang penulis senior bilang, kolaborasi yang bagus itu adalah kalo kita uda ga bisa ngebedain karya yang satu dengan karya yang lain. Karena udah fusion."