"Nahhh! Otomatis, yang lebih lama di kompasiana kan lebih senior. Lebih banyak kenalan toh? Diasumsikan dia orangnya rajin mengunjungi akun lainnya. Kalo misalnya gue baru di kompasiana, terus ngajakin lo yang udah senior, otomatis kan nama gue mulai dikenal. Ya sama kayak batu loncatan itu tadi."
"Iya iya. Tapi gue berusaha kembali ke esensi menulis. Maksud gue, selain dari batu loncatan itu, mengapa ktia pingin kolaborasi?"
"Ngilangin galau! Hahaha!"
"Kolaborasi pertama gue itu lebih karena alasan emosional. Gue pingin menyatu sama ni orang. Pingin paham pikiran ni orang. Pingin bisa larut dalam kata- kata ni orang. Tapi habis itu, kolaborasi berikutnya jadinya lebih ke menggambarkan suatu hal dengan sudut pandang berbeda. Jadinya kepisah - pisah."
"Hahaha! Panjang ya?"
"Ehh kamu lagi ngapain?"
"Lagi ceting sama Fita," jawab Gikri tanpa menoleh ke sumber suara.
"Brengseeeeek! Kamu ngapain coba. Ini kan drama remaja, bukan film horor! Masa iya tiba - tiba nongol kuntilanak di belakang kamar? Heyy! Ngapain sana minggir! Kamu ganggu syuting aja! Abis udah waktu gue di sini. Bangsat kamu! Itu kuntilanak dari mana?" sutradara bertanya kepada teknisi properti.
"Ga tau bos, saya ga nyiapin properti buat kuntilanak kok."
"Ya udah, suruh kuntilanaknya pergi. Dia salah studio kali."
"Bos, ini boneka bos."