Mohon tunggu...
Fikri Alfathan
Fikri Alfathan Mohon Tunggu... Administrasi - Assistant Service Account di PT. Trakindo Utama

Saya gemar membaca artikel anthropology dan astronomi serta suka menulis baik itu artikel, cerita pendek maupun novel.

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Kartika di Kampung Namukaes

25 Mei 2024   14:34 Diperbarui: 25 Mei 2024   14:39 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangga terkejut ketika ia melihat Kartika memakan udang. "Tik, kok makan udang? Kamu bilang kamu alergi udang, kan?" tanyanya dengan nada cemas.

Kartika tidak mengatakan apa-apa, hanya melanjutkan makan seolah-olah tidak ada yang mengganggunya. Suasana menjadi canggung dan tegang, rasa cemas juga mulai menyelimuti Mukhlis dan Ratri.

Tiba-tiba, suara ponsel Mukhlis berbunyi. Mukhlis melihat layar ponselnya dan melihat nama Kartika yang meneleponnya. Mukhlis merasa bingung dan curiga. Bagaimana mungkin Kartika meneleponnya padahal ia sedang duduk di hadapannya?

Mukhlis mengangkat telepon dengan ragu sembari menatap ke arah Kartika. "Halo?"

Suara di seberang telepon adalah suara Kartika, terdengar panik dan ketakutan. "Mukhlis, pergi dari rumah itu! Pergi sekarang karena ada sesuatu di rumah itu! Dia tadi meniru suara Rangga dan suara kalian!"

Mukhlis terdiam, terpaku mendengar teriakan dari telepon. Ia memandang ke arah Kartika yang sedang makan dengan lahap, tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan atau alergi.

"Klis, kenapa?" tanya Rangga, melihat wajah Mukhlis yang pucat.

Mukhlis tidak menjawab. Ia perlahan bangkit dari duduknya, mencoba untuk bergerak menuju pintu depan tanpa menarik perhatian Kartika. Namun, saat ia hendak melangkah ke arah pintu, Kartika menatapnya dengan tajam.

"Mau ke mana?" tanya Kartika dengan suara yang terdengar berbeda, lebih dalam dari biasanya.

Mukhlis merasa bulu kuduknya merinding. Ia mencoba tersenyum, meskipun hatinya berdebar kencang. "Anu... aku mau ambil helm di motor," jawabnya dengan suara pelan, berusaha terlihat tenang.

Kartika tetap menatapnya, seolah-olah tidak percaya. "Tinggal aja di motor," kata Kartika dengan nada tegas, lalu melanjutkan makannya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun