Rangga mengangguk. "Oke, aman aja. Tunggu ya. Jangan mati kelaparan di rumah."
Siang itu, Kartika sendirian di kamar, menikmati waktu luangnya dengan scrolling TikTok. Ia menikmati berbagai video lucu dan menarik, tertawa kecil sendiri. Namun, keasyikannya terhenti ketika ia mendengar suara dari arah ruang tamu. Suara itu terdengar seperti lemari yang terbuka dan tertutup berulang kali. Kartika menghentikan scrolling dan mendengarkan lebih seksama. Setelah beberapa saat, yang terdengar hanyalah keheningan.
Ia mencoba kembali menikmati videonya, tetapi tiba-tiba terdengar sesuatu yang sangat berat terjatuh dari arah ruang tamu. Jantung Kartika berdetak kencang. Ia bangkit dari posisi rebahannya dan duduk tegak di atas kasur.
"Kartika," terdengar suara yang samar-samar memanggil dari kejauhan, meminta Kartika untuk membantu. Suara itu mirip dengan suara Rangga. Kartika merasa bingung, karena seharusnya Rangga bersama Mukhlis dan Ratri sedang berada di balai kampung.
"Lah, Rangga? Tunggu ya. Aku ganti baju dulu," seru Kartika. Ia mengenakan kaos pendek dan celana pendek, tidak pantas jika harus bertemu dengan laki-laki. Kartika buru-buru mengenakan baju panjang dan jilbab.
Sembari Kartika berganti pakaian, suara Rangga terus-terusan memanggil namanya. Kartika merasa cemas dan heran, mengapa Rangga bisa ada di rumah dan apa yang terjadi padanya sehingga terdengar seperti kesakitan.
Saat Kartika selesai berpakaian, ponselnya yang tergeletak di atas kasur berbunyi. Ia melihat layar ponsel dan terkejut karena Mukhlis yang menelepon. Kartika segera mengangkat telepon.
"Halo, Mukhlis?" sapa Kartika dengan suara bergetar.
"Tik, ini Rangga. Aku pake HP Mukhlis karena sinyal HPku jelek banget," terdengar suara Rangga dari seberang telepon.
Kartika merasa darahnya berhenti mengalir sejenak. Suara Rangga jelas terdengar dari ponsel, tapi tadi ia juga mendengar suara Rangga di dalam rumah.
Kartika hanya terdiam dan tidak dapat berkata apa-apa walaupun bibirnya terlihat bergerak.