Mohon tunggu...
Fitriana Eka
Fitriana Eka Mohon Tunggu... -

Sabar aja denger ocehan gue....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Eventhe [Cerpen]

2 Januari 2014   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ben.

Sejak mendapatkan surat itu, nyaliku mengerut bagai seekor siput yang bersembunyi dalam cangkangnya. Aku tak berani mendatangi perpustakaan tadi malam. Tubuhku pun menggigil sampai tak tertahankan lagi. Tapi karena janjiku pada sepucuk surat ini, akhirnya aku memaksakan diriku pergi ke perpustakaan. Meskipun telat, aku berharap aku dapat menemui senyum Evly di ujung perpustakaan.

Aku menyusuri sela-sela perpustakaan. Satu, dua, tiga rak buku telah terlewati. Sampai akhirnya aku menggeletakkan diriku pada meja tengah yang tak lain adalah tempat favoritku dan Evly berbincang. Tiba-tiba, tanganku menarik sebuah surat. Dengan cemas aku membuka amplop itu perlahan. Membacanya dalam hati.

Ben, maaf aku tak menemuimu beberapa hari belakangan. Aku tak memiliki cukup nyali untuk membiarkanmu melihat mataku yang bengkak akibat tangis derasku. Kau ingat saat ku bilang cinta kita terlalu berat hingga sepasang jendela saja pecah berkeping? Ya, cinta kita terlalu kuat. Aku bimbang Ben harus bagaimana.

Aku ingin sekali menemuimu, tapi Bram melarangku. Ia bilang kau adalah anak dari seseorang yang membunuh ayahku. Dan di akhir mautnya ayahku menitipkan padanya untuk menjauhiku dari keluargamu, aku tidak bisa mengelak permintaan ayah. Akhirnya aku hanya bisa mengurung diri, tak perlu kau tanyakan, aku jauh lebih terluka.

Lagi pula dunia kita jauh berbeda, sangat jauh. Aku telah tenang di alam kuburku, aku adalah mahasiswa abadi di kampus ini, kau pernah dengar bukan? Tak lama setelah sidang berlangsung dan aku gagal menyudahi pendidikanku, aku ditelfon oleh salah satu pihak rumah sakit bahwa ayahku sekarat. Karena tak mampu lagi menopangnya, akhirnya aku berlari dari perpustakaan ke arah Fakultas Ekonomi lalu aku menggantungkan diriku di sana.

Yang selalu mengganggu kalian itu aku. Yang menimbulkan suara isak tangis itu aku. Yang menyebarkan semerbak amis itu aku. Yang membiarkan beberapa benda melayang-layang di langit-langit itu aku. Yang sesekali menampakan diri itu aku. Aku.. aku hanya tak tahu lagi di mana tempatku harus berbagi. Tapi jujur, aku sempat menghentikannya ketika aku mulai jatuh hati padamu.

Kau ingat saat kau ingin menyetuh buku berbentuk oval pada rak buku lalu kejadian aneh menimpamu? Itu aku, aku yang melakukan karena aku tak ingin kau tahu bahwa aku tidak ada di duniamu. Aku sengaja karena ku pikir esok masih akan ada hari di mana aku bisa menghabiskan waktuku bersamamu. Tapi malang, Bram mengetahuinya dan sejak itu aku benar-benar dicekal.

Tentang kejadian buruk yang sampai membuatmu pingsan, itu ulah Bram. Aku datang telat hingga aku hanya menemukan tubuhmu di lantai. Lalu aku membawamu ke ranjang, menitipkan memo di meja. Berharap kau akan datang esok hari untuk menemuiku, tapi ternyata tidak. Sebelum aku dikurung kembali oleh Bram, aku hanya menitipkan surat pada perpustakaan ini.

Terimakasih atas waktu yang pernah kau luangkan untukku. Aku tak pernah melupakan cinta yang sesaat itu, aku tahu aku akan terus mengabadikannya di lubuk hati ini. Berharap kau melakukan hal yang sama. Ben, kau akan tetap menjadi tempat bersandarku yang selalu hangat. Satu lagi, nama asliku Eventhe.

Aku tak kuasa menahan airmata ini, “Bagaimana bisa ayahku menembak ayahmu? Ayahku bahkan tak mengenal keluargamu Nona Eventhe. Aku jatuh cinta karena memang aku mencinta-”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun