Samar bayangan seorang lelaki menghampiriku. Mengangkat tangannya, lalu tanpa ancang-ancang sebuah peluru pun meluncur lantang tepat di kepalaku. Duniaku pun berbalut awan hitam dalam sekejap.
***
“Apa yang kau cari Nona Eventhe?” suara Bram terdengar mengganggu.
“Ben.”
“Ia sudah kalah di medan perang, sayangku.”
“Bram?! Apa maksudmu?” emosiku terpancing.
“Aku menembaknya, ia tak sama sekali salah. Yang salah itu aku, aku yang mencintaimu.”
***
Note: Setelah sekian lama nggak nulis, apalagi bikin cerpen. Akhirnya gue nulis cerpen juga. Ini mungkin cerpen terserius gue. Jangan lupa tinggalin komentar atau saran ya guys. Newbie masih tahap belajar nih. Thank you★
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI