Mohon tunggu...
Fitriana Eka
Fitriana Eka Mohon Tunggu... -

Sabar aja denger ocehan gue....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Eventhe [Cerpen]

2 Januari 2014   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ben Martiz, nama lelaki itu. Dia telah berjanji akan menemui ku pada malam jumat. Di waktu yang sama, di tempat yang sama, di Perpustakan Unit Dua. Tapi apa wujud janji manusia? Batang hidung Ben tak pernah terlihat. Bahkan hingga matahari menjemput pagi, Ben tak juga datang.

Pertemuanku dengan Ben berawal dari sebuah ketidaksengajaan yang mengalir begitu saja. Ben adalah seorang pelajar yang terkenal dengan kepintarannya, ia sering kali datang ke perpustakaan kampus ini untuk membaca buku-buku yang bahasanya cukup berat. Kala itu ia sedang sibuk dengan sebuah buku karangan Murkami di Perpustakaan Unit Dua. Duduk santai dengan tampak dihantui oleh peringatan “Jangan ganggu. Saya sedang sibuk dengan dunia saya, membaca.” pada pundaknya. Aku belum sempat memandang wajahnya.

Di malam itu, Ben tampak terusik dengan keberadaanku. Dapat ku lihat sendiri bahwa bulu kuduknya mulai berdiri dengan gagah gelagap. Nafasnya sedikit tercekat. Ia memandang daerah di sekitarnya dengan penuh rasa takut, terlebih tampak waspada. Ia mencoba menarik nafas, menenangkan diri. Akhirnya aku memutuskan untuk menjelma bagai seorang penjaga perpustakaan. Langkah kakiku pun berhenti tepat di hadapannya.

“Kau siapa?” ia terperanjat.

“Kenalkan namaku Evly, aku penjaga perpustakaan ini.”

“Perpustakaan ini? Padahal sudah hampir satu tahun aku tak absen menghampiri perpustakaan ini, namun tak pernah ku temui gadis bermata indah sepertimu, terlebih di malam hari.”

“Iya. Aku baru di perpustakaan ini. Seberapa sering kau datang kemari?”

“Kapanpun aku merasa kosong. Hanya bait demi bait kalimat ini yang rela mengisi kekosongannya. Kadang jika aku terlalu terbuai, waktu malamku pun aku habiskan di sini.”

“Semenarik itukah mengunjunginya?”

“Tentu. Apalagi ditemani seorang gadis secantik dirimu.”

Aku sontak kaget hingga terbatuk. “Kau berlebihan. Apa kau tidak takut?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun