Mohon tunggu...
Fhira Hidayat
Fhira Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel 3 : Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar untuk Mengatasi Perilaku Bullying

27 Juni 2024   04:27 Diperbarui: 27 Juni 2024   04:40 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang tua dan guru sering tidak yakin perilaku apa saja yang masuk dalam kategori bullying sehingga tidak mengherankan bahwa anak-anak mungkin tidak dapat mengenali ketika mereka mengalami perilaku bullying dari pihak lain. . Fakta tersebut sangat membingungkan bagi seorang anak ketika bullying terjadi di antara teman-temannya (Mishna, 2004; Stevens, 2019). Meskipun seorang anak dapat membayangkan mereka ditindas dan mencari bantuan dari orang tua dan guru mereka, anak itu mungkin enggan memisahkan diri dari interaksi teman sebaya sehingga membutuhkan tantangan untuk membedakan antara menggoda dan intimidasi yang sebenarnya (Mishna, Wiener, & Populer, 2008; Stevens, 2019)Layanan dasar dapat pula sebagai sarana untuk memaksimalkan fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan dengan memberikan materi berupa apa saja yang masuk kategoriperilaku bullying dan bagaimana cara menghindarinya. Guru bimbingan dan konseling juga dapat memberikan materi berupa mengenali jenis-jenis perilaku yang mendukung dan perilaku yang menganggu teman. Materi tentang apa saja perilaku yang sesuai dengan norma agama dan norma sosial pada siswa sekolah dasar dapat diberikan sebagai fondasi yang baik bagi siswa sekolah dasar agar lebih menyadari bahaya perilaku bullying. Mengenalkan rasa empati sejak dini pada siswa merupakan salah satu rangkaian materi yang dapat diberikan dalam layanan dasar untuk mengatasi perilaku bullying. Guru bimbingan dan konseling mulai mengenalkan Ketidakmampuan anak untuk merasakan apa yang dirasakan korban bullying merupakan salah satu awal dari munculnya perilaku bullying pada siswa. Fenomena bullying merupakan suatu fenomena sosial yang muncul dalam dinamika kelompok karena makin kuatnya krisis empati dalam masyarakat (Olweus, 2019). 

Layanan Responsif 

Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri ataskonseling individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal danadvokasi.  

Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang menitik beratkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagipeserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dansebagainya. Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. 

Implementasi layanan responsif untuk mengatasi perilaku bullying adalah guru bimbingan dan konseling atau guru wali kelas membersamai dan mendampingi jika terdapat anak-anak yang memunculkan tanda-tanda menjadi korban bullying, beberapa tanda tersebut adalah 

(Olweus,2019): 

Kecemasan meningkat (jika membicarakan sekolah, atau tempat tertentu). 

Tidak mau ke sekolah (atau tempat tertentu). 

Terdapat memar yang tidak ingin diceritakan sebabnya. 

Percaya diri rendah (aku ini bodoh, aku tidak punya teman). 

Menggambarkan orang lain secara negatif (mereka nakal, mereka jahat) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun