“tentu saja akan aku lakukan.”
Diandra menegadahkan kepalanya ke arah langit, ia sangat gembira dan merasa sangat tidak sabar. “tapi satu lagi, Din.”
“katakanlah, Mila.”
“kamu hanya memiliki waktu selama dua jam. Jika dalam dua jam kau belum merasakan cinta darinya. Maka cara yang sama tidak akan membuatmu menjadi manusia lagi. Kamu akan menjai seekor burung selamanya.”
“tunggu dulu. Jika kamu tahu caranya, mengapa tidak pernah kamu coba, Mila?”
“aku sudah mencobanya, kami semuapun sudah mencoba. Tetapi pria yang aku cintai, ia telah tewas sejak aku berusaha mencarinya.”
“oh, Mila. Maafkan aku. Kemarilah.” Diandra memeluk Mila dengan kedua sayapnya.
“tak apa, Din. Kamu harus berhasil.”
“akan aku coba.” Diandra terdiam. Menjadi burung adalah kebahagian yang ia rasakan, dihargai, berguna, dan dikelilingi oleh mereka yang perduli. Tapi, Diandra hanya ingin mencoba kesempatan ini. Toh, ini hanya satu kali. Namun, bagaimana caranya agar ia mendapatkan balasan cinta dari pria itu sementara ia hanya dapat berubah pada malam hari. Dimana Diandra akan mencari pria itu dalam waktu kurang dari dua jam?
—
Saat malam menjelang. Hujan telah berhenti, langitpun cerah dan bulan sedang menampakkan wujudnya di atas sana. Seperti menjawab permintaan Diandra, hujan yang mengguyur selama dua jam dengan sangat keras, mendadak berhenti ketika malam menjelang. Dan bulan seolah ikut hadir untuk menyaksikan apa yang akan terjadi pada Diandra malam ini.