Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Cerita fiksi. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepakan Sayap Terakhir

29 Agustus 2024   21:34 Diperbarui: 30 Agustus 2024   10:35 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti biasa aksiku tak diketahui Mankon. Reaksi tubuhnya berguncang hebat. Aku tersenyum puas. Namun, hal aneh terjadi. Mendadak tubuhnya menjadi empat kali lipat. Dia berubah raksasa.

Aku terkejut, peri-peri perang tercengang. Bisa kudengar suara-suara kepanikan di antara auman ganas sang Makon. Untuk pertama kalinya racikanku gagal. Mankon itu menggila. Mengaum keras dan mulai menerabas apa pun.

"Bagaimana cara mengatasinya?" Pemuda tempo hari terbang mendekat ketika aku panik. Napasnya tak teratur. "Aku melihatmu menaburi sesuatu sampai membuat Makon itu menjadi raksasa."

"M-mungkin bisa diatasi dengan ramuan mati, tapi i-itu-"

"Itu apa!" Dia tak kalah panik.

"Itu ada di laboratorium pengungsian. Aku akan mengambilnya." Bergegas aku terbang dengan kepala linglung yang hampir membuatku jatuh. Mendadak tanganku digenggam, dibawa melaju lebih kuat oleh kecepatan pemuda itu.

Meski terlambat---hampir setengah wilayah Kerajaan Vakon hancur dan dikuasai oleh mereka---setidaknya kami berhasil membunuh raksasa Mankon itu dengan ramuan mati. Ya, kami. Aku dan Azzon, 750 sekon yang lalu aku baru tahu namanya.

Aku tak girang ketika Mankon itu mati. Justru sedih, akulah si pengacau.

"Tidak apa-apa, kau hebat, Aikon. Lain kali uji coba dulu ramuannya sebelum menaburinya pada Mankon. Coba pada tikus. Susunan zat dalam tubuh mereka dan Mankon hampir sama," kata Azzon. Mungkin karena aku putri panglima jadi banyak peri yang tahu namaku.

***

Dua hari berselang aku berhasil mencipta ramuan mati yang lebih dahsyat. Bisa membunuh dalam lima sekon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun