Mohon tunggu...
Fatma Elly
Fatma Elly Mohon Tunggu... -

fatma elly, umur 63 th. 20-11-1947. ibu rumah tangga tapi senang juga menulis. pendidikan akademi hubungan internaional.untag. jakarta.islam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pinter Keblinger

3 September 2010   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“PANTASLAH” pikir saya, “kalau mereka menamakan dunia ini hanyalah sebagai ruang. Atau  'Mundus’.  Kosmos. Tempat dimana mereka memiliki dan memperoleh kesenangan.”

“Masa sih, tubuh yang sudah hancur jadi tulang-belulang, lebur bersama tanah, bisa hidup lagi!? ucap orang itu Bu, pada teman-teman,” cerita si pemata-mata. Pemberi informasi itu. Mamad.

Dan saya kembali teringat informasi Al Qur’an:

Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa pada kejadiannya; ia berkata:  “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS 36: 78-79)

SEDANG ALLAH dan hadis telah pula memperingatkan:

“Dan apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban?) (QS 75:36)

“Sesungguhnya Allah pasti menuntut pertanggung-jawaban dari setiap pengembala tentang gembalaan yang digembalakannya, apakah ia memelihara ataukah menyia-nyiakannya….” (HR. Ibnu Hibban)

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS 102:8)

SEMENTARA ITU, si pemuda pemberi informasi, yang datang bersama pemuda lainnya yang baik itu, Mamad, kembali bercerita. Memberi informasinya:

“Waktu itu ia berkata sinis, Bu; dengan senyum di bibirnya yang mengejek, ia remehkan soal pertangungan jawab.  Katanya, peringatan tentang masalah tanggung jawab itu khayalan orang-orang bodoh. Orang-orang tua selalu menakuti anak-anak dengan kabar tentang akhirat. Tentang tanggung jawab. Tentang neraka. Dan kalian tau kan, kalian bukan anak-anak lagi? dan neraka itu hanya ada di sini. Di tempat kita ini. Bilamana kita tidak mau bersenang-senang memuaskan diri. Membiarkan mumet sumpek, ya itu neraka!? apalgi orang tua dan keadaan keluarga uda pada nggak bener! begitu katanya, Bu.”

“Atas kata-kata dan kalimatnya ini, para teman-teman sama menganggukkan kepala, Bu. Tertawa  membenarkan, sambil mencemoohkan.” Ceritanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun