Mohon tunggu...
Fatma Elly
Fatma Elly Mohon Tunggu... -

fatma elly, umur 63 th. 20-11-1947. ibu rumah tangga tapi senang juga menulis. pendidikan akademi hubungan internaional.untag. jakarta.islam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pinter Keblinger

3 September 2010   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukankah di rumah banyak barang yang bisa dijual? Banyak uang yang bisa dipinta sama orang tua? Atau.., kalau kebetulan punya pacar atau pasangan orang kaya,  bisa minjam atau diberikan?

Kalau tidak dapat juga dengan cara begitu, sang bandar masih markir. Bisa traktir. Sebelum mereka sama terjerat masuk perangkap dan tidak bisa berkutik lagi. Terpukat dalam jaring-jaring yang dibuat sang bandar.

Pokoknya, bila dikasih minjam pun, bisa diganti nanti. Saat kesempatan mencuri tiba. Peluang terbuka. Dan mereka melakukannya tanpa rasa takut dan kesadaran yang masih tersisa.

Yang penting bagi merka; dunia nyata. “Saeculum”. ‘This present age’. Kini. Bukan besok. Apalagi dulu.

Dulu itu, usang! Out of date! Begitulah filosofi mereka!

“Orang asing itu memberikan pengajaran yang tidak  benar dan tidak baik pada remaja kita di sini, Bu.” Ujar salah seorang di antara mereka. Ketika datang ke rumah saya. Mengadukan perihal keadaan tersebut. Pemuda pendatang baru, yang ramai diberi julukan  sebagai orang ’pinter’. Banyak ilmu.

“Coba saja Ibu bayangkan, apa yang dikatakan orang  berilmu itu Bu,” ucap salah seorang di antara mereka. Yang bernama Mamad. Yang diberi tugas untuk memata-matai, karena hanif. Dan sudah mulai insaf. Tak menyenangi kelakuan teman-temannya itu. Yang dianggapnya merugikan diri sendiri. Yang kemudian karena itu, digunakan warga kampung untuk mencari dan mendapatkan informasi melalui dirinya, sebagai mata-mata.

Atas kata-katanya itu, saya menjadi penasaran. Dan bertanya: “Apa yang dikatakannya itu, Dik?”

“Dia menyuruh melakukan apa saja, Bu. Asal bisa senang. Enjoy. Berbuatlah! serunya pada kawan-kawanku dulu itu. Jangan takut. Apa sih yang ditakutkan? Hidup ini kan, cuma begini. Kita hidup dan kita mati, karena masa. Tak ada apa-apanya. Kenapa mesti takut?”

Atas ucapan itu, saya langsung ingat sebuah ayat Al Qur’an:

Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS 45:24)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun