Mohon tunggu...
fathul geograf
fathul geograf Mohon Tunggu... Editor - Suka Menulis

Agar saya tetap dapat berkarya dan memperbaiki karya saya, maka mohon komentarnya dan like.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Kisah Penyebaran Islam di Aceh dan Madura, Menelusuri Koneksi Sejarah yang Terabaikan

16 Oktober 2024   12:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   12:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Madura: Penyebaran Islam Melalui Jalur Pesantren dan Ulama

Penyebaran Islam di Madura sangat dipengaruhi oleh peran pesantren dan ulama lokal yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Madura sejak lama. 

Jalur dakwah utama yang digunakan adalah melalui pendidikan agama di pesantren-pesantren. Pesantren menjadi pusat penyebaran ajaran Islam serta pembinaan moral dan sosial. 

Madura dikenal sebagai salah satu wilayah dengan jumlah pesantren terbanyak di Indonesia dan setiap desa atau kecamatan di Madura hampir selalu memiliki pesantren. Melalui pesantren, Islam disebarkan dengan cara yang lebih terstruktur, berpusat pada pendidikan keagamaan, terutama melalui kajian kitab kuning yang menjadi fondasi utama dalam pengajaran Islam.

Islam menyebar di Madura secara signifikan melalui pendirian sekolah asrama (pesantren) dan pengaruh ulama lokal (kiai). Lembaga-lembaga ini tidak hanya menyediakan pendidikan agama tetapi juga berfungsi sebagai pusat budaya dan sosial, membina ikatan masyarakat dan nilai-nilai Islam. 

Peran Pondok Pesantren di Madura menjadi tuan rumah sejumlah besar wilayah, diantaranya 114 di Bangkalan, 352 di Sampang, 218 di Pamekasan, dan 177 di Sumenep (Adawiyah et al., 2023).

 Sekolah-sekolah ini secara historis sangat penting dalam menghasilkan ulama dan menyebarluaskan pengetahuan Islam, sehingga memainkan peran penting dalam penyebaran Islam (Pither, 2023).

Salah satu tokoh ulama yang paling berpengaruh dalam penyebaran Islam di Madura adalah Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau merupakan sosok yang sangat dihormati, bukan hanya di Madura, tetapi juga di seluruh Nusantara.  Selian itu, Syaikhona Kholil mendirikan Pesantren Syaikhona Kholil di Bangkalan, yang menjadi salah satu pesantren paling berpengaruh. Bahkan banyak murid-murid beliau yang menyebar di berbagai wilayah Nusantara yang mendirikan Pondok Pesantren. 

Ulama-ulama besar Indonesia seperti Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pernah menjadi santrinya. Selain itu, pesantren ini juga menjadi tempat penggemblengan spiritual yang melahirkan banyak ulama berpengaruh lainnya di Madura dan sekitarnya.

Selain Pondok Pesantren Syaikhona Kholil di Bangkalan, ada beberapa pesantren lain di Madura yang memiliki peran besar dalam menyebarkan ajaran Islam. Pesantren Annuqayah di Guluk-Guluk, Sumenep, merupakan salah satu pesantren tertua dan terbesar di Madura yang juga menjadi pusat dakwah Islam di kawasan ini. 

Pesantren ini terus berkembang dan menjadi salah satu pesantren paling berpengaruh, dengan ribuan santri yang datang dari berbagai daerah. Pesantren-pesantren lainnya seperti Pesantren Al-Amien Prenduan di Sumenep dan Pesantren Al-Hikam Burneh di Bangkalan juga menjadi pusat pendidikan agama yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Madura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun