Mohon tunggu...
M Alfarizzi Nur
M Alfarizzi Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Paralegal Posbakumadin Lampung

Paralegal yang senang bertutur melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pohon Kehidupan (Chapter 4)

18 November 2024   10:02 Diperbarui: 18 November 2024   10:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak yang memandikan ayahnya yang mengidap Alzheimer (sumber: Cinejour)

Cuti liburan telah di ambil oleh Anwar untuk pertamakalinya. Keputusan Anwar untuk mengambil cuti membuat seluruh rekan kantor tidak percaya. Mereka ternganga kaget, bahkan Reno yang merupakan Managing Partner sempat mengatakan kepada Associate kantor kalau itu merupakan mitos, tetapi setelah mengetahui itu adalah benar Reno mendatangi Anwar dan mengucapkan selamat untuk berlibur.

Urusan kantor telah dilimpahkan kepada Senior Associates. Dalam beberapa hari ke depan dia harus absen di persidangan untuk menjauhkan diri segala perkara yang selalu hinggap di benak pikirannya. "Pilihan yang tepat" pikir Anwar. Dia berencana mengajak Karina dan Raffa untuk berlibur di kampung halamannya, Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Pesawat telah mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Perjalanan mereka tidak panjang, cukup memakan waktu 1 jam 30 menit sejak pesawat terbang melintasi langit Jakarta. Raffa begitu antusias, dia bahkan tidak pernah tertidur sejak meninggalkan rumah, sedangkan bagi Karina ini untuk pertamakalinya dia menginjakan kaki di daerah yang pernah dipimpin oleh Kesultanan Sriwijaya.

"Abi rumah kakek masih jauh ?" tanya Raffa

"Sebentar lagi akan sampai. Hehehe" Anwar berbohong.

Jarak tempuh dari Kota Palembang menuju Pagar Alam masih sangat jauh. Perlu waktu 7 (tujuh) jam melalui jalan darat untuk menuju sampai ke tempat itu. Mereka saat itu telah berada di area Kerb---tempat dimana penumpang naik turun dari kendaraan umum untuk menuju atau meninggalkan bandara---lalu lintas Bandara tidak terlalu sepi, tetapi juga tidak terlalu padat. Semua berjalan dengan begitu normal, tidak seperti di Jakarta yang terkadang begitu riuh dan sesak akan penumpang serta kendaraan motor yang hilir mudik di jalanan

"Sudah di posisi mana adikmu itu sayang ?"

"Sebentar lagi, mungkin jalanan kota sedang macet. Lagipula ini sudah mulai masuk jam pulang kerja"

Karina mewanti-wanti, sebab mereka telah menunggu di area itu selama setengah jam lamanya. Waktu terus berdetak, mobil yang menjemput keluarga kecil itu akhirnya datang. "Hei bang !!" sapa sopir itu dengan membuka pintu kaca. Anwar lantas menjawab, "Ini dia !, kau datang juga din !!". Badaruddin datang menjemput dengan membawa Mobil Xenia Tahun 2016 dengan pelek kaleng yang rentan mengalami keretakan.

Badaruddin turun dari mobil, menyapa sang kakak, istrinya maupun keponakannya itu. Mereka bersenggama satu sama lain, berbincang menggunakan bahasa Palembang yang sukar dimengerti oleh Karina, dan bersundau gurau dengan tawa yang begitu terbahak-bahak. Sepintas sudah sekian lama Anwar tidak pernah seriang ini. Kehadirannya di Palembang tampak merubah karakter Anwar yang cenderung dingin dan irit dalam berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun