“Ooh, ya sudah. Nih, ada beberapa dokumen yang harus kau tandatangani. Saya duluan kalau begitu,” kata Yudha sambil menyusul keluar dari ruangan.
Setelah Yudha keluar, kini Lanny masuk ke ruangan Harry.
“Pak Harry, silakan ke ruangan Direktur. Beliau ingin bicara dengan Anda.”
“Kenapa?”
“Tak tahu, Anda disuruh kesana. Saya permisi kalau begitu.”
Harry keheranan sendiri kenapa dia dipanggil oleh Direktur. Harry menurut saja, dia pun pergi ke ruangan Direktur.
Di depan pintu ruangan, Harry gugup sendiri. Dan akhirnya, dia pun mengetuk pintu dan langsung masuk di dalam ruangan Direktur.
Kini, Pak Direktur dan Harry berhadapan dan bertatapan dengan seriusnya. Harry sendiri berdiri di hadapan Pak Direktur dengan gugup.
“Ehh, Harry. Kurasa kamu sangat tertekan sekali hari ini? Ada apa?” Pak Direktur melihat Harry sangat gugup.
“Ah, tak ada apa-apa, kok. Saya tak apa-apa,” ucap Harry yang terlalu cepat, dan meyakinkan dirinya.
“Apa terjadi sesuatu di rumahmu, Harry? Apa mungkin, sang istri sedang hamil?”