-----------------------
Sekarang Harry sedang menunggu makanan buka puasa-nya di sebuah rumah makan. Harry juga sedang frustasi memikirkan ini-itu. Apalagi tentang persalinan istrinya nanti. Jika istrinya akan melahirkan sehari sebelum lebaran, maka mungkin dia tidak bisa mudik tahun ini.
Setelah membeli makanan buka puasa, Harry langsung menuju mobilnya dan menyalakan mobilnya untuk melanjutkan perjalanan. Namun tiba-tiba, ponsel Harry berbunyi. Mungkin itu dari orang tua-nya yang berada di Surabaya. Harry sedikit menghela nafas dan langsung mengangkat telepon itu.
“Halo, Pak? Ada apa?”
“Kapan kau akan mudik, Nak? Dan bagaimana dengan istrimu?”
“Belum diperkirakan, Ayah. Maaf saja jika aku tidak bisa mudik hari ini.”
“Iya, iya. Di sini, banyak sekali kejutan untukmu, Nak. Rugi jika kau tidak mudik.”
“Ehh, ya sudah, Yah. Di Jakarta sudah mau buka puasa. Nanti Harry telepon lagi. Dah.”
Harry pun memutuskan teleponnya, dan lagi-lagi Harry menghela nafas. Kemudian Harry pun menancap gas mobilnya menuju rumah.
Sesampainya di rumah, Harry langsung masuk dalam rumahnya sambil membawa makanan buka puasa. Fika yang dalam keadaan hamil ini langsung berjalan menghampiri suaminya yang sedang membawa makanan.
“Nih, kubawakan makanan untukmu. Harusnya kamu banyak-banyak beristirahat. Jangan melakukan aktivitas berat,” ujar Harry memberi nasehat pada Fika.