Midah: “Baik, bu. Sejak saya mulai kerja di sini saya sudah menganggap non Dinda seperti anak saya sendiri, bu.”
Dinda: “Seperti Angeline ya, Bi?”
Majikan: “Siapa tuh Angeline?”
Dinda: “iya Bun, anaknya Bi Midah. Bi midah sering cerita.”
Berdasarkan kutipan dialog tersebut, terlihat jelas adanya diorganisasi keluarga dimana Midah sebagai seorang istri ia harus rela bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga dan merawat anak majikannya seperti anak sendiri. Padahal anaknya sendiri terpaksa harus diadosi oleh orang lain karena keadaan ekonomi yang tidak mencukupi.
Dari kutipan tersebut Midah harus bekerja demi mencukupi kebutuhan dirinya dan juga suaminya yang tidak bertanggung jawab. Suami Midah, Santo selama Midah bekerja di rumah majikannya justru Santo menikah dengan wanita lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan dialog sebagai berikut.
Midah: “Assalamualaikum”
Istri Baru Santo: “Waalaikum salam”
Midah: “Kamu, Mas. Saya yang mencari semua uangnya. Ini semua uang saya kamu ngga pernah kasih saya uang, kamu ngga pernah nafkahin saya, kamu jual anak saya dan Sekaran, sekarang kamu malah nikahin perempuan lain.” (ngamuk)
Santo: “Samidah, samidah”
Midah: “Apa mau marah?” (Membenting foto Santo dan istri barunya) Ini kamar saya (menutup pintu kamar)