Aneh. Sepedaku tidak mau melaju. Aku turun dari sepeda. Aku perhatikan roda sepedaku. Kedua roda itu terlihat normal. Kuperhatikan rantainya … Oh ternyata rantainya lepas. Aku coba memperbaikinya tapi lepas lagi. Kucoba lagi tapi masih lepas lagi.
“Boleh aku bantu?”
Suara bocah perempuan itu mengejutkanku. Ya mengejutkan tapi juga melegakan.
“Tentu saja. Terima kasih sudah mau membantu,” Jawabku sambil tersenyum senang.
“Belum. Aku belum membantu lho …”
Kami pun tertawa bersama.
Namanya Siti. Siti seumuran denganku.
“Maaf, kamu tidak masuk sekolah?” tanyaku penasaran.
Siti menggeleng. Wajahnya tiba-tiba berubah jadi sedih.
Ternyata, Siti sama denganku. Tahun ini Siti kelas lima. Siti tidak sekolah karena ada masalah. Beberapa bulan yang lalu, Siti dan teman-teman bermain sepeda bersama. Mereka bersepeda di halaman sekolah. Sebenarnya halaman sekolah kurang cocok untuk bermain sepeda. Selain kurang luas, halaman sekolah juga dipenuhi beberapa pohon, pot bunga, tiang bendera, dan tempat sampah. Hany Siti yang bisa mengayuh sepeda dengan kencang di halaman sekolah. Siti memang terkenal sebagai pembalap sepeda. Rumah Siti di ujung desa sebelah timur. Jadi, setiap hari Siti naik sepeda untuk berangkat dan pulang sekolah. Jadi, Siti sangat mahir bersepeda.
Saat bermain sepeda bersama, tidak sengaja sepeda Siti menabrak Kino. Kino adalah adik kelas Siti. Sayangnya Kino sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Ternyata tulang kaki Kino patah. Sepulang dari rumah sakit, Kino harus berjalan menggunakan bantuan kruk.