Misteri Muntah Darah
Cerita Anak oleh Faiq Aminuddin
Ani namanya. Gadis kecil yang tinggal di pedesaan ini suka berpetualang. Hampir setiap pagi Ani mengayuh sepedanya. Adi suka keliling desa dengan sepeda mininya.
Bila bapak bepergian, Ani selalu ingin ikut. Biasanya bapak bepergian naik sepeda motor bersama ibu. Ani jarang sekali naik mobil. Ani lebih nyaman naik sepeda motor daripada naik mobil. Menurut Ani, naik motor lebih terasa segar.
Pada suatu sore, Ani ikut bapak dan ibu pergi ke rumah kakek. Ani biasanya menyebutnya 'Eyang Kakung'. Eyang kakung dan nenek adalah orang tua bapak. Mereka berdua tinggal di kota kecamatan. Ani, bapak ibu berencana menginap di rumah Eyang Kakung.
Mereka bertiga naik sepeda dengan pakaian lumayan lengkap. Bapak mengingatkan Ani saat bersiap-siap.
"Jangan lupa pakai jaket dan kacamata, Nak. Kalau sore biasanya banyak Samber Mata."
Ani pun memakai kacamata besarnya. Lensanya bening dan berbentuk lingkaran. Bingkainya hitam. Ini bukan kaca mata untuk bergaya tapi lebih untuk keamanan.
Perjalanan dari desa Ani menuju kota kecamatan melewati jalan yang membelah persawahan. Biasanya, saat sore hari banyak serangga yang berterbangan. Beberapa serangga sering tertabrak wajah dan mata para pengendara motor yang lewat. Serangga inilah yang disebut bapak sebagai Samber Mata.
"Mengapa di jalan yang dekat sawah banyak serangganya?" tanya Ani penasaran.
"Serangga itu kan termasuk hama tanaman padi. Jadi, hidupnya ya di persawahan," jawab bapak.