Mohon tunggu...
Fahrunnisa
Fahrunnisa Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

hobi saya main bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Dasar Sosial-Emosional ,Determinasi (faktor yang memengaruhi) perkembangan sosial-emosionaldl dan konsep lainnya

17 Januari 2025   19:41 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:41 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Vygotsky: Perkembangan sosial dan kognitif bergantung pada interaksi sosial dan dukungan lingkungan.

Piaget: Perkembangan kognitif terjadi melalui tahapan yang berurutan, berdasarkan eksplorasi dan pengalama

{D}.  Teori psikososial Erik Erikson

   Teori perkembangan psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson menjelaskan bahwa perkembangan manusia berlangsung melalui delapan tahap yang masing-masing ditandai oleh konflik atau krisis tertentu yang harus diselesaikan individu untuk mencapai perkembangan yang sehat. Setiap tahap berfokus pada aspek psikososial tertentu dan memiliki dampak signifikan terhadap kepribadian individu. Berikut adalah ringkasan dari delapan tahap tersebut:

1. Trust vs. Mistrust (Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan): Tahap ini terjadi pada usia 0-18 bulan, di mana bayi belajar untuk mempercayai pengasuh mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan kasih sayang. Keberhasilan dalam tahap ini akan membentuk rasa aman dan kepercayaan terhadap dunia sekitar. 

2. Autonomy vs. Shame and Doubt (Otonomi vs. Malu dan Ragu): Berlaku pada usia 18 bulan hingga 3 tahun, anak mulai mengembangkan kemandirian dan kemampuan untuk melakukan hal-hal sendiri. Dukungan dari orang tua dalam memberikan pilihan dan kebebasan akan mendorong rasa otonomi, sedangkan kontrol yang berlebihan dapat menimbulkan rasa malu dan ragu. 

3. Initiative vs. Guilt (Inisiatif vs. Rasa Bersalah): Terjadi pada usia 3-5 tahun, anak mulai mengambil inisiatif dalam bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya. Jika inisiatif mereka didukung, anak akan merasa kompeten; namun, jika terlalu dibatasi, mereka mungkin merasa bersalah dan kurang percaya diri. 

4. Industry vs. Inferiority (Kerajinan vs. Inferioritas): Pada usia 5-12 tahun, anak mulai mengembangkan rasa bangga atas prestasi dan keterampilan mereka. Keberhasilan dalam tugas-tugas sekolah dan sosial akan menumbuhkan rasa kompetensi, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan perasaan rendah diri. 

5. Identity vs. Role Confusion (Identitas vs. Kebingungan Peran): Muncul pada usia 12-18 tahun, remaja mulai mencari jati diri mereka dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan, dan tujuan hidup. Keberhasilan dalam tahap ini akan menghasilkan identitas yang kuat, sementara kegagalan dapat menyebabkan kebingungan peran dan ketidakpastian tentang masa depan. 

6. Intimacy vs. Isolation (Keintiman vs. Isolasi): Terjadi pada usia 18-40 tahun, individu berusaha membentuk hubungan yang erat dan intim dengan orang lain. Keberhasilan dalam menjalin hubungan akan menghasilkan keintiman dan keterikatan, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan isolasi dan kesepian. 

7. Generativity vs. Stagnation (Generativitas vs. Stagnasi): Berlaku pada usia 40-65 tahun, individu berfokus pada kontribusi kepada masyarakat melalui pekerjaan, keluarga, dan komunitas. Keberhasilan akan menimbulkan rasa produktivitas dan makna hidup, sementara kegagalan dapat menyebabkan stagnasi dan perasaan tidak berguna. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun