Mohon tunggu...
Fahrunnisa
Fahrunnisa Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

hobi saya main bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Dasar Sosial-Emosional ,Determinasi (faktor yang memengaruhi) perkembangan sosial-emosionaldl dan konsep lainnya

17 Januari 2025   19:41 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:41 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Contoh Praktis

  • Anak-anak belajar perilaku agresif setelah melihat tindakan kekerasan di media atau dalam kehidupan sehari-hari (seperti eksperimen terkenal Bandura, Bobo Doll Experiment).
  • Seseorang termotivasi untuk belajar keterampilan baru setelah melihat teman sejawatnya berhasil dan mendapat penghargaan.

Relevansi Teori

Teori ini sangat penting dalam dunia pendidikan, psikologi, dan pembentukan perilaku sosial. Bandura menekankan bahwa lingkungan, perilaku, dan proses kognitif individu saling memengaruhi dalam membentuk pembelajaran (konsep ini dikenal sebagai reciprocal determinism).

Jika ada bagian yang perlu diperjelas, silakan tanyakan!

{G}.  Teori empati dari Martin hoffimah

Teori Empati Martin Hoffman berfokus pada perkembangan empati sebagai kemampuan emosional dan moral yang memungkinkan seseorang untuk memahami serta merasakan emosi orang lain. Hoffman, seorang psikolog perkembangan, menjelaskan bahwa empati berkembang seiring dengan usia dan pengalaman seseorang melalui proses biologis dan sosial.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman

  1. Empati Global (Usia Bayi)

    • Pada tahap ini (sekitar usia 0--1 tahun), bayi merasakan kesedihan atau ketidaknyamanan ketika melihat orang lain dalam keadaan emosional tertentu. Namun, bayi belum bisa membedakan antara emosi orang lain dan dirinya sendiri. Contohnya, bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis.
  2. Empati Egosenstris (Usia 1--2 Tahun)

    • Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki emosi yang terpisah dari dirinya. Namun, anak masih cenderung memberikan respons empati yang egosentris, seperti mencoba membantu orang lain dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya sendiri (misalnya, memberikan mainannya untuk menenangkan orang lain).
  3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (Usia 2--7 Tahun)

    • Anak-anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perspektif, kebutuhan, dan emosi yang berbeda. Pada tahap ini, empati menjadi lebih terarah dan mereka dapat merespons dengan cara yang lebih relevan terhadap situasi emosional orang lain.
  4. Empati untuk Kondisi Hidup Orang Lain (Usia 8 Tahun ke Atas)

    • Pada tahap ini, individu mampu memahami bahwa emosi orang lain dapat disebabkan oleh kondisi hidup atau pengalaman jangka panjang. Mereka mulai menunjukkan empati terhadap kelompok atau situasi yang lebih luas, seperti ketidakadilan sosial atau penderitaan kelompok tertentu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun