Mohon tunggu...
Fahriyah Nur Malinda
Fahriyah Nur Malinda Mohon Tunggu... Koki - SMKN 37 JAKARTA

Kelas XI Kuliner 4 Umur 16 tahun, Hobi baca novel dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Djuanda

18 November 2020   08:16 Diperbarui: 18 November 2020   08:27 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian dokter keluar dari ruangan nenek lalu meminta seseorang untuk ikut dengan dirinya. Juan mengajukan diri.

"Sebenarnya nenek kamu sudah pernah mengalami syok berat sebelumnya."

"Apa nenek saya bisa sembuh? Saya sama sekali nggak tahu soal ini dok."

"Bisa. Tapi butuh perawatan intensif agar nenek kamu bisa cepat pulih kembali."

Juan keluar dari ruangan dokter dengan lesu. Kemudian masuk kedalam ruangan nenek nya. Disana ada mamanya dan juga Kisa yang sedang sama-sama diam. Juan masuk dan duduk disamping tempat tidur nenek.

"Juan, gimana? Apa kata dokter, nak?"

"Apa hak mama menanyakan itu?" Jawab Juan dengan nada datar.

"Juan." Panggil Kisa memperingatkan.

"Kenapa sa? Mau belain mama juga? Iya??! Dia udah ninggalin gue selama 8 tahun. Selama 8 tahun itu gue merasa hampa, Kisa. Anak kecil berusia 10 tahun yang seharusnya bermain sepak bola sambil tertawa ria tapi, hanya bisa diam dirumah menahan rasa sakit di dalam dirinya karena merasa kehilangan dan rasa bersalah. Apakah tuhan marah sama gue atau nggak. Karena gue ngerasa saat itu Tuhan menghukum gue."

"Tapi nenek yang selalu ada disamping gue.  Membantu gue bangkit dari keterpurukan yang gue alami. Nenek membantu gue keluar dari jurang yang dalam. Membuat gue merasa hidup kembali." Jelas Juan dengan napas menggebu-gebu mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam.

"Tapi Juan, Tante Thalita juga merasakan itu. Bahkan mungkin lebih menyakitkan? Karena dia tak punya siapa-siapa saat itu." Mama Juan yang mendengar mereka, hanya bisa menangis tersedu-sedu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun