Kemudian dokter keluar dari ruangan nenek lalu meminta seseorang untuk ikut dengan dirinya. Juan mengajukan diri.
"Sebenarnya nenek kamu sudah pernah mengalami syok berat sebelumnya."
"Apa nenek saya bisa sembuh? Saya sama sekali nggak tahu soal ini dok."
"Bisa. Tapi butuh perawatan intensif agar nenek kamu bisa cepat pulih kembali."
Juan keluar dari ruangan dokter dengan lesu. Kemudian masuk kedalam ruangan nenek nya. Disana ada mamanya dan juga Kisa yang sedang sama-sama diam. Juan masuk dan duduk disamping tempat tidur nenek.
"Juan, gimana? Apa kata dokter, nak?"
"Apa hak mama menanyakan itu?" Jawab Juan dengan nada datar.
"Juan." Panggil Kisa memperingatkan.
"Kenapa sa? Mau belain mama juga? Iya??! Dia udah ninggalin gue selama 8 tahun. Selama 8 tahun itu gue merasa hampa, Kisa. Anak kecil berusia 10 tahun yang seharusnya bermain sepak bola sambil tertawa ria tapi, hanya bisa diam dirumah menahan rasa sakit di dalam dirinya karena merasa kehilangan dan rasa bersalah. Apakah tuhan marah sama gue atau nggak. Karena gue ngerasa saat itu Tuhan menghukum gue."
"Tapi nenek yang selalu ada disamping gue. Â Membantu gue bangkit dari keterpurukan yang gue alami. Nenek membantu gue keluar dari jurang yang dalam. Membuat gue merasa hidup kembali." Jelas Juan dengan napas menggebu-gebu mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam.
"Tapi Juan, Tante Thalita juga merasakan itu. Bahkan mungkin lebih menyakitkan? Karena dia tak punya siapa-siapa saat itu." Mama Juan yang mendengar mereka, hanya bisa menangis tersedu-sedu.