"Setelah itu nenek syok berat dan dibawa kerumah sakit, iya?"
Nenek hanya mengangguk lemah sebagai jawaban. Juan hanya menghela napas dia menutup matanya.
"Nenek tahu ini sulit untuk terima. Tapi nenek hanya punya satu permintaan."
Juan yang mendengar itu perlahan langsung membuka mata.
"Maafkan lah mamamu, dia mencari kita karena tidak punya siapapun lagi. Walaupun ini kejadian yang sudah lama tapi dia butuh kamu, Djuanda."
"Tapi nek, dia sudah menelantarkan aku dalam kesedihan selama 8 tahun. Dan tiba-tiba datang kembali tanpa merasa ada apa-apa? Nenek  tahu rasanya, itu sangat menyakitkan bagiku. Jadi aku mohon nek jangan paksa aku." Jelas Juan yang kentara sekali sedang menahan emosi.
Saat ingin menjawab tiba-tiba nenek merasakan sesak di dadanya. Dokter yang sudah dipanggil pun bergegas menangani ini. Juan terpaksa menunggu diluar karena tak boleh masuk kedalam sana.
"Juan, nenek kenapa? Apa yang terjadi sama nenek?" Kisa yang baru tiba disana sangat terkejut melihat keadaan nenek dari luar jendela. Juan hanya menggeleng takut, dan langsung memeluk Kisa dengan erat. Takut apa yang dia pikirkan menjadi kenyataan.
Saat melepaskan pelukan Kisa, seorang wanita paruh baya berdiri dibelakangnya sambil menangis tersedu-sedu. Juan hanya diam menatap mamanya.
"Juan... Dia... Dia tante Talitha kan? Ya Tuhan.. tante masih hidup?"
"Iya ini Tante, Kisa." Kisa langsung berlari menghampiri dan memeluknya erat. Orang yang dia sebut Thalita adalah mamanya Djuanda.