Mohon tunggu...
Fadlil Hidayatullah
Fadlil Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Sorang mahasiswa yang menyukai bidang musik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelap Tersekap

17 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 17 Juni 2024   10:03 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

kotorannya sendiri. Mereka bebas mencicipi tubuhku untuk naf-

su yang tak pernah kenal istirahat. Entah bagaimana kantongnya bisa tetap tebal oleh  kertas menggiurkan itu. Aku muak dengan mimpi dan harapan, bahkan untuk tidur

aku harus terus waspada. Tapi setidaknya harapan itu aku miliki saat bersamamu," Hana mengencangkan dekapan. Tak ingin meraih pakaian, telanjang meski di luar sangat dingin.

                "Maaf, aku tak bisa memberimu hidup seperti yang kau inginkan,"

                "Tidak Gun, seharusnya kau bisa saja meninggalku sekarang. Justru kau memilih tinggal dan menyelamatkanku. Memilih menjadi tukang pukul demi hidup yang bebal ini. Kau mungkin akan menemukan kehidupan yang enak tanpa memikirkanku,"

                "Jika ada yang lebih indah dari mati, aku pikir itu adalah bersamamu,"

                Hana terdiam, hanya ingin diam.

                "Setelah ini aku akan menemuinya,"

                Hana masih diam.

                "Laki-laki yang menyelamatkanmu itu sepertinya mengerti sesuatu,"

                "Si dukun aborsi?" Hana menatap wajah kekasihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun