Mohon tunggu...
Rininda Mahardika
Rininda Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bukanlah jalan untuk memperoleh kesenangan serta mengisi waktu luang belaka. Hobi merupakan ruang untuk menampung segala skill non akademis di setiap insan. Tidak peduli kau suka menulis ataupun menggambar. Semuanya akan menjadikan pundi-pundi uang atau bahkan media pembelajaran bagi siapa saja yang mengasahnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Pengamen Cilik

26 November 2022   22:55 Diperbarui: 29 November 2022   08:29 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Dahulu ada perempuan yang rela memperkerjakan anaknya sendiri demi keuntungan pribadi. Namanya Mbak Dara. Mbak Dara berhasil melahirkan dua orang anak kembar seiras dengan normal. Sayangnya mereka lahir tanpa ayah.

Sampai pada suatu saat, Mbak Dara dibenci satu kampung karena telah melahirkan anak haram. Dan dugaan itu benar, Mbak Dara hamil di luar nikah. Perempuan itu memilih tempat tinggal yang jauh dari desa.

Namun kebutuhan finansialnya tak mencukupi. Sepanjang perjalanan kedua anaknya terus menangis dan menangis. Hingga ia melakukan segala cara agar anak-anaknya tetap hidup.

Ketika usia buah ahtinya menginjak lima tahun. Mbak Dara memperlakukan mereka seperti hewan. Hingga ....

***

"Kita tolong mereka!" Aku sengaja memotong cerita Juna. "Ini seperti film-film horor yang sering aku lihat setiap malam Jum'at. Mereka punya dendam kesumat sampai terjerat di dunia selamanya."

"Aku tahu, Mega, tapi bagaimana caramu meyakinkan orang yang masih hidup? Aku pernah lihat Mbak Dara masih ada sampai sekarang."

Tanpa sengaja aku terseringai. "Mudah saja. Kita memang tidak memiliki wadah tapi kita punya tanda. Kau masih ingat materi pramuka mengenai sandi morse?"

Sontak Juna melompat, wajahnya nampak berseri-seri, dan lekuk di bibirnya lagi-lagi membuat getaran di dada. Manalagi tatkala dia memujiku. "Mega! Kau jenius! Kenapa aku tak memikirkannya sampai ke sana?"

"Makanya kalau kuliah cari ilmu jangan cari ayam mulu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun