Mohon tunggu...
Eyrine Tanjung
Eyrine Tanjung Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Menulis dengan hati, menyelidiki dengan akal, dan melaporkan dengan keberanian itu adalah esensi jurnalisme. - Saya suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesuatu di Balik Wawancara

13 Oktober 2024   20:09 Diperbarui: 23 November 2024   19:51 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis cerpen

“Jadi, Nadine, bagaimana rasanya jadi sekretaris OSIS? Pastinya banyak tantangan, ya?” tanya Nathan, berusaha untuk kembali mengajak Nadine berbicara lebih banyak.

“Ya, benar. Tapi aku suka tantangannya. Setiap kegiatan selalu membuatku belajar banyak hal baru, termasuk mengenal orang-orang hebat seperti kalian,” jawab Nadine, senyum di wajahnya semakin lebar saat melihat kedua sahabatnya.

“Bisa dibilang, kita semua berkontribusi untuk membuat sekolah kita lebih baik,” kata Bagas, senyumnya tampak bangga. “Tapi jangan lupakan waktu untuk bersenang-senang juga, ya?”

Nadine mengangguk setuju. “Iya, aku setuju. Kadang-kadang kita terlalu fokus pada pekerjaan dan lupa menikmati hidup. Mungkin setelah acara nanti, kita bisa merencanakan liburan kecil-kecilan?”

Nathan menyetujui dengan antusias. “Aku suka ide itu! Kita bisa pergi ke pantai atau sekadar piknik di taman. Bagaimana?” sarannya, sambil mengamati reaksi Nadine.

“Piknik di taman terdengar menyenangkan!” balas Nadine, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Namun, saat menoleh ke arah Bagas, dia melihat kerutan di dahi temannya, seolah Bagas merasa tersisih.

“Kalau begitu, kita atur semuanya setelah pesta di rumahku. Bisa jadi saat yang seru untuk saling mengenal lebih baik,” tawar Bagas, berusaha menyeimbangkan situasi.

Percakapan mereka terus mengalir, tetapi Nadine tidak bisa mengabaikan perasaan di dalam hatinya. Dia merasa tertarik pada Nathan, namun persahabatan yang telah terjalin dengan Bagas membuatnya bingung.

Seiring berjalannya waktu, ketiganya menikmati kebersamaan. Nadine melihat Nathan yang berbicara dengan antusias, dan hati kecilnya bergetar. Dia tahu Jonathan adalah sosok yang tidak hanya tampan, tetapi juga memiliki visi dan semangat yang sama sepertinya.

Setelah selesai, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan santai di taman terdekat. Suasana sore itu terasa indah, dan langit mulai dihiasi warna oranye keemasan. Nadine merasa nyaman berjalan di antara Nathan dan Bagas, merasakan kehangatan persahabatan yang terjalin. Saat berada di taman, Nathan mengajak mereka berfoto. “Ayo, kita ambil foto bersama! Ini momen yang harus diabadikan,” serunya, mengangkat kamera Veronica. Nadine berdiri di antara Nathan dan Bagas, merasakan ketegangan di antara mereka. Saat Nathan menyentuh bahunya untuk mengatur posisi, jantung Nadine berdebar lebih cepat. Dia berusaha tersenyum meski hati kecilnya berkonflik.

“Say cheese!” seru Veronica, dan klik! Momen itu terabadikan. Namun, saat mereka melihat foto hasil tangkapan, Nadine merasa seperti ada sesuatu yang lebih dari sekadar foto. Ekspresi wajah mereka mencerminkan perasaan yang belum terungkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun