Putri Purbasari tersenyum, lalu berkata pada si Lutung.
“Iya Lutung, tapi mungkin ini ujian dari sang maha kuasa supaya aku menjadi manusia yang sabar..bukankah itu tandanya sang maha kuasa sayang kepadaku lutung?”
“Dan Tuan putri pasti akan lulus ujian dengan nilai sempurna…haha”
“Ah, lutung..kamu itu makin hari makin lucu juga ternyata… nih aku lempar ranting…hahaha..”
“Ah, meleset..tuan putri..ayo lempar lagi…jawab si lutung sambil meloncat-loncat kegirangan”
“Awas yaa…”
***
Ketika matahari tengah terik-teriknya, Putri Purbasari enggan keluar dari pondoknya. Lutung Kasarung sedari pagi berkeliling meloncat-loncat sambil memberi isyarat supaya Purbasari keluar pondok, namun usahanya sepertinya sia-sia belaka. Hingga akhirnya Lutung Kasarung memberanikan diri mengetuk pintu pondokan Putri Purbasari.
“Putri Purbasari..keluarlah sebentar, ada yang ingin hamba tunjukkan kepada tuan putri..”
Tidak terdengar sahutan, tapi rupanya lutung kasarung tidak putus asa, dan mencoba mengetuk kembali pintu pondokan itu. Hingga tujuh kali ketukannya tak berbalas, lutung akhirnya duduk di dekat pintu pondok dengan sedih.
“Tuan putri..apakah engkau sakit..? hamba sungguh galau dan risau bila benar tuan putri..sakit..” Lutung bergumam sendiri sambil matanya menerawang…