Power adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk memaksakan kehendaknya, bahkan ketika menghadapi perlawanan atau penolakan dari pihak lain. Dalam konteks ini, power cenderung bersifat koersif dan tidak selalu melibatkan legitimasi. Seseorang yang memiliki power mampu memengaruhi orang lain untuk mengikuti keinginannya, meskipun orang tersebut menolak.Ciri-ciri Power:
a. Kemungkinan mewujudkan kehendak meski ada perlawanan:Orang atau kelompok dengan power dapat memaksakan keinginannya meskipun pihak lain menolak. Misalnya, seorang tokoh agama yang sangat dihormati di masyarakat dapat memengaruhi keputusan kelompok meskipun ada anggota yang tidak setuju.
b. Kemungkinan dalam relasi sosial untuk menang atas oposisi:Dalam relasi sosial, power adalah kemampuan untuk mengatasi oposisi. Sebagai contoh, seorang tokoh masyarakat yang kharismatik dapat memobilisasi massa untuk mendukung suatu tindakan, bahkan jika sebagian orang menentangnya.
Contoh Power : Tokoh masyarakat yang dihormati karena pengaruh pribadi atau kepemimpinannya.Tokoh agama yang mampu memengaruhi pengikutnya berdasarkan keyakinan atau ajaran agama.Power tidak selalu membutuhkan legitimasi formal. Kadang kala, ia berasal dari kekuatan pribadi, kekharismaan, atau bahkan paksaan.
2. Otoritas (Dominasi)
Otoritas adalah bentuk kekuasaan yang dilegitimasi. Berbeda dengan power, otoritas memiliki dasar hukum, tradisi, atau kepercayaan yang membuat perintah seorang pemimpin dianggap sah dan wajib ditaati. Weber menyebut otoritas sebagai bentuk hubungan sosial di mana ada pihak yang memerintah (pemimpin) dan pihak yang patuh (bawahan).
Ciri-ciri Otoritas:
a. Kemungkinan perintah ditaati atau dibantah:Dalam otoritas, terdapat hubungan formal antara pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah. Namun, meskipun otoritas bersifat formal, ada kemungkinan perintah tidak selalu ditaati jika kehilangan legitimasi.
b. Hubungan bersifat satu arah:Otoritas bersifat hierarkis, di mana ada hubungan satu arah antara pemberi perintah dan penerima perintah. Misalnya, seorang bupati memberikan perintah kepada pegawainya, yang secara hierarkis berada di bawahnya, dan pegawai tersebut diwajibkan untuk mematuhi perintah tersebut.
Contoh Otoritas:Seorang bupati yang memiliki kewenangan berdasarkan legitimasi hukum untuk mengatur daerahnya.Kapolda yang memiliki otoritas formal dalam memimpin jajaran kepolisian di wilayahnya.Otoritas beroperasi dalam kerangka hukum atau tradisi yang memberikan legitimasi kepada pemimpin. Weber membagi otoritas menjadi tiga jenis utama:
Otoritas tradisional: Berdasarkan adat atau kebiasaan yang telah berlangsung lama, seperti raja atau pemimpin adat. Otoritas kharismatik: Berdasarkan kualitas pribadi pemimpin yang luar biasa, seperti tokoh revolusi atau nabi. Â Â Â Otoritas legal-rasional: Berdasarkan hukum atau aturan formal, seperti pejabat pemerintah atau manajer perusahaan.