Mohon tunggu...
Evita Nur Anggraeni
Evita Nur Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Evita Nur Anggraeni, 111211213, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial, Nama Dosen Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si. Ak

Evita Nur Anggraeni Universitas Dian Nusantara NIM 111211213 Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Mata Kuliah Leadership Nama Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Kepemimpinan, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (Max Weber)

28 November 2024   13:58 Diperbarui: 28 November 2024   14:26 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepemimpinan dalam masyarakat modern tidak lepas dari pengaruh nilai-nilai sosial, agama, dan ekonomi yang membentuk pandangan dunia. Max Weber, seorang sosiolog dan filsuf Jerman, dalam karya terkenalnya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1905), mengaitkan perkembangan kapitalisme modern dengan nilai-nilai keagamaan yang berasal dari etika Protestan, khususnya aliran Calvinisme. 

Weber berargumen bahwa etos kerja keras, kedisiplinan, dan orientasi pada efisiensi yang terdapat dalam ajaran Protestan memberikan kontribusi penting dalam membentuk semangat kapitalisme.

Diskursus Weber tentang etika Protestan dan semangat kapitalisme membuka pandangan baru terhadap kepemimpinan yang bersifat rasional, berbasis tujuan, dan dipandu oleh moralitas ekonomi. 

Dalam konteks ini, pemimpin tidak hanya dilihat sebagai pengarah kebijakan, tetapi juga sebagai figur yang menginternalisasi nilai-nilai etis dan memperjuangkannya dalam dunia kerja. Weber melihat bahwa etika Protestan, khususnya konsep "panggilan" (Beruf), mendorong individu untuk mengabdikan diri pada profesi mereka sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan. Dengan demikian, lahirlah semangat kerja yang memengaruhi cara orang memimpin dan mengorganisasi masyarakat.

Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme: Tindakan Sosial dan Rasionalitas Dalam The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, Max Weber menjelaskan bahwa perkembangan kapitalisme modern sangat dipengaruhi oleh cara orang memahami tindakan sosial dan rasionalitas. Weber membagi tindakan sosial ke dalam dua kategori besar, yaitu tindakan yang bersifat rasional dan tindakan yang bersifat non-rasional (bukan irasional).


1. Rasionalitas

 Efisiensi untuk Mencapai Tujuan (Make Money)Rasionalitas, menurut Weber, adalah kemampuan untuk bertindak secara efisien dengan mempertimbangkan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks kapitalisme, tujuan utama yang sering menjadi fokus adalah pengumpulan kekayaan atau make money.Weber melihat bahwa dalam masyarakat kapitalis modern, tindakan rasional menjadi dominan. 

Orang tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga untuk mengakumulasi modal dan menciptakan keuntungan yang maksimal. 

Etika Protestan, khususnya dari tradisi Calvinisme, memperkuat pola pikir ini dengan menekankan bahwa kerja keras, penghematan, dan efisiensi adalah wujud pengabdian kepada Tuhan. Dalam praktiknya, rasionalitas ini diwujudkan dalam:Perencanaan: Pemimpin dan pelaku usaha mengambil keputusan berdasarkan analisis yang mendalam terhadap potensi laba atau kerugian.

Efisiensi: Memanfaatkan sumber daya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil maksimal. Produktivitas: Meningkatkan hasil kerja dengan waktu dan usaha yang lebih sedikit.Tindakan rasional ini sangat terkait dengan perkembangan kapitalisme modern, di mana segala sesuatu diukur dengan kalkulasi untung-rugi. Nilai-nilai efisiensi, profesionalisme, dan kerja keras menjadi dasar utama tindakan rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun