Mohon tunggu...
Eva Trioktaviani
Eva Trioktaviani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - EVA TRIOKTAVIANI (XII MIPA 7)

hi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ineffable

14 Agustus 2022   13:17 Diperbarui: 14 Agustus 2022   13:20 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"So..sory,"

"Berani beraninya lo nampar gue!"

"Lo emang gak tau kata terimakasih Ra, lo udah rampas kasih sayang orang tua gue, lo udah numpang, lo di kasih makan, di kasih atap untuk lo istirahat, bersyukur! Apa apaan lo nampar gue hah!!" ucap Biru dengan mata tajamnya.

Mata Kiara memerah dan tak terasa cairan bening keluar dari mata indah  Kiara, ia sudah berjanji untuk tidak menangis sejak ia tinggal di rumah ini namun pertahanannya runtuh hari ini.

Biru melangkah keluar, sebelumnya ia melempar vas yang berada di dekatnya.

Setelah Biru keluar dari kamarnya, tubuh Kiara runtuh dengan tangis yang tak bisa di tahan lagi. Ia seharusnya tidak menampar Biru, ia masih menumpang di rumah Biru dan seharusnya ia sadar diri, pikir Kiara.

***

Kembali senin, sudah hampir satu bulan Kiara dan Biru tidak saling berbicara jika bertemu pun Biru akan menghindar, saat Biru memerlukan sesuatu ia akan melakukan sendiri atau di bantu Mbak Ayu. Contohnya saat Kiara melihat Biru yang memarahi Mbak Ayu karena tidak tahu letak sepatu yang biasa Biru pakai dan saat Kiara akan membantu Biru memilih memakai sepatu yang Mbak Ayu bawa. Kedua orang tua Biru tidak mengetahui masalah anaknya karena mereka sedang ada pekerjaan di luar kota yang memakan waktu satu bulan.

Saat melangkah menuju meja makan Kiara mengurungkan langkahnya karena disana ada Biru, ia tidak ingin seperti hari- hari sebelumnya dimana ia yang sarapan dan Biru memilih untuk tidak sarapan. Hari ini ia lagi-lagi mengalah untuk Biru.

Cuaca hari senin sangat panas, Kiara seperti di jemur di lapangan padahal senin ini seperti hari-hari biasanya namun bagi Kiara senin kali ini berbeda, ia seperti disorot oleh sinar matahari. Dengan keadaan perut yang kosong dan terkena langsung dengan sinar matahari membuat kepala kiara serasa berputar dan berakhirlah kiara jatuh pingsan untuk pertama kalinya selama ia sekolah.

Biru yang tak jauh dari Kiara, segera berlari dan dengan refleks membawa Kiara ke uks. Warga Angkasa terheran heran dengan sikap Biru yang cepat membawa Kiara ke uks karena biasanya sikap Biru akan acuh jika melihat orang yang pingsan walaupun orang itu berada di hadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun