Mohon tunggu...
Estevanus LauLau
Estevanus LauLau Mohon Tunggu... Mahasiswa - mata adalah pelita tubuh, jika matamu terang maka teranglah seluruh tubuhmu

ESTEVANUS LAU LAU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanggilan Pertama dan Kesaksian Yohanes

18 April 2022   10:24 Diperbarui: 18 April 2022   10:41 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                                                      PEMANGGILAN MURID PERTAMA DAN KESAKSIAN YOHANES

                                                                                                                     INJIL YOHANES 1: 35-42)

                                                                                                                         OLEH

                                                                                                              ESTEVANUS LAU LAU 

                                                                                                                            61120072

Abstraksi                          

 

            Kalau kita mendengar kata Injil, maka yang biasanya langsung kita pikirkan adalah kempat Injil yang kita miliki, yaitu injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Namun sebelum menjadi nama keempat kitab tersebut, injil mempunyai arti yang sangat luas yaitu kabar gembira pada umumnya atau dalam konteks keagamaan berarti kabar gembiara keselamatan yang datang dari Allah. 

Dalam bahasa yunani secara klasik Injil evangelion menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan utusan yang baik. Maka Injil dapat berarti kabar baik yang dibawa oleh utusan karena kabar baik yang dibawanya dan diwartakan dalam setiap orang yang dijumpai.  Injil juga dapat berarti pemberian-pemberian kurban yang dipersembahkan kepada dewa-dewi karena datangnya kabar baik yang biasanya adalah kabar kemenangan.

Injil dapat berarti setiap kabar baik yang berhubungan dengan kabar kaisar, kelahiran dan semua hal yang baik yang dilakukannya adalah sutu jenis sastra istimewa, yang sangat berbeda kalau dibandingkan dengan tulisan mengenai pribadi-pribadi tertentu yang lain.

Kata kinci: Yesus, Yohanes, Injil, Kitab Suci        

                                                                                                                               BAB 1

                                                                                                                         Pendahuluan

 

            Sekarang ini, ada banyak keraguan studi tentang injil Yohanes. Keragaman ini muncul terutaman karena perbedaan pendekatan metodologis yang digunakan para kritiukus dalam mempelajari Injil Yohanes. Injil Yohanes dipelajari dari berbagai sudut pandang. Orientasi pertama adalah orientasi historis. Maka yang berorientasi historis mempelajari injil Yohanes sebagai sebuah buah  atau produk sejarah yang memiliki sejarah panjang dalam proses pembentukannya. 

Injil Yohanes terbentuk dalam kurun waktu yang panjang denggan melibatkan banyak orang sampai pada bentuk terakhir injil yang kita miliki sampai sekarang ini. Orientasi ini menggunakan pendekatan diakronis atau antar waktu dan melihat aspek historis dari injil Yohanes. 

Orang mempelajari apa yang terjadi dalam proses panjang pembentukan injil Yohanes. Dalam pendekatan ini pentinglah mengenali misalnya proses penyusunan Injil, sumber-sumber yang dipergunakan oleh penginjil untuk menyusun Injilnya tardisi dan agama yang mempengaruhi isi injil dan komunitas yang menghasilkan injil. 

Dengan mengenali dataa-data dalam sejarah panjang tersebut, orang berusaha untuk mengerti dan lebih tepat pesan-pesan yang sebenarnya ingin diwartakan  oleh yohanes didalam injilnya.

            Orientasi kedua ini berupaya untuk membuat abstraksi tentang jenis literer injil Yohanes dan mempelajarinya secara sinkronis. Orientasi ini memandang ijnjil Yohanes sebagai tulisan yang independen dari dunia asalnya yang lebih diperhatikan bukan proses panjan pembentukan injil Yohnes melainkan injil Yohanes dalam wujudnya yang kita miliki sekarang ini. 

Dengan kata lain orang tidak bertanya siapa penulisnya, siapa jemaat yang dituju, seperti apa situasi yang dihadapi oleh jemaat waktu itu, mana sumber-sumber yang dipergunakan oleh penginjil. Data-data historis semacam ini dianggap tidak significan untuk mengenali injil Yohanes. 

Pesan injil Yohanes bisa ditarik dari apa yang tertulis didalmnya tanpa harus bertanya tentang apa yang mengiringi proses pembentukannya. Dalam kenyataan ini tidak ada sebuah studi terhadap injil yohanes yang melulu mempergunakan satu pendekatan saja. Meskipun menitiberatkan studi mereka tentang pada suatu pendekatan tertentu, sehingga para kritikus tidak meninggalkan atau tidak mengabaikan pendekatan yang lain. [1]  

 

                                                                                                                        Bab 2 

                                                                                                               Metode penelitian 

Soal :

Teks Yoh 1:35-42

Unsur-unsur penelitian:

Teks dan konteks

 Murid-murid Yesus yang pertama

 

1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" 1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 1:39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya:Kristus)." 1:42 Ia   membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

     

      Bagian yang mengisahkan tentang para murid pertama teridiri dari dua bagian, yakni ayat 35-42 dan ayat 43-51. Kedua bagian ini diawali sebuah keterangan waktu "pada keesokan harinya". Dalam bagian pertama dikisahkan bahwa yohanes menunjukkan Yesus kepada dua orng muridnya. Yohanes berkata, Lihatlah Anak Domba Allah yang menhapus dosa dunia. Dalam bagian sebelumnya, yohanes sudah menunjukkan hal hal yang sama kepada orang banyak. Konteksnya pun sama, yakni bahwa seruan Yohanes itu diucapkan karena ia melihat Yesus. Kedua murid Yohanes itu mengikuti Yesus. [2] 

Jenis sastra 

    Injil Yohanes juga menggunakan gaya sastra dialog dalam menamplkan kisah-kisah injilnya. Dialog adalah percakapan langsung yang terjadi di antara dua orang atau lebih, atau antara kedua belah pihak. Dalam kisah pemanggilan murid-murid pertama terdapat gaya sastra dialognya, di mana sesi  dialognya terdapat dalam perikop ini, misalkan percakapan antara kedua  murid yang mendengar perkataan Yesus dengan Yesus sendiri (ayat 38-39).

    Para pembaca dan para teolog sering mengatakan bahwa gaya penyampaian injil Yohanes itu adalah dengan gaya berpidato. Gaya berpidato ini sangat mencolok dalam gaya Yohanes. Jenis bahasa ini, ternyata sesuai dengan situasi jamannya, dimana cocok dengan pengungkapan perasaan hati yang bergejolak dalam hati para tokoh ceritanya atupun untuk menyatakan makna yang terkandung dalam suatu peristiwa. Dilihat dari sudut ini gaya pidato dapat berpeeran dalam cerita ibarat "chorus" dalam tragedy-tragedi yang diciptkan para dermawan yunani kuno[3]  

Dalam perikop injil Yohanes bab 1:35-42, sangat menonjol gaya bahasa yang digunakan, disitu dijelaskan bagaiman Yohanes membangun dialog dengan para murindya tentang Yesus. Ungkapn Yohanes itu menggambarkan bahwa memang benar gaya yang dipakai oleh yohanes itu adalah gaya berpidato. 

Mengapa? Karena selain menyampaikan pesan juga mendapat tanggapn balik dari apa yang disampaikan itu. Dan itulah gaya atau cirri khas berpidato dan berdialog. Yohanes kerap kali menyinggung bagaimana ia secara langsung mendengar pesan Yesus, dan berangkat dari mendengar pesan itu, Yohanes menyimpulkan bahwa Yesus menyampaikan pesan-Nya dengan gaya berpidato atau pewarta. 

Sehingga kita kenal bagaimana dalam injil Yohenes banyak kali menggunakan symbol-simbol. Itu menggambarakan gaya analogi yang berbentuk pidato, sebagai contoh tentang panggilan para murid-Nya yang pertma itu. 

 

Filologi [4]

     Dalam hal ini, saya akan menjelaskan ayat demi ayat.  1:35"dua orang muridnya" Mar 1:16-20 nampaknya seperti catatan yang berbeda mengenai panggilan dari dua murid ini. Tidak jelas berapa banyak kontak sebelumnya yang muncul antara Yesus dan murid-murid GalileaNya. Ada tahapan-tahapan disiplin yang khusus yang terlibat dalam proses menjadi seorang pengikut sepenuh waktu dari seorang rabi di jaman Yesus. 

Prosedur-prosedur ini disebutkan dalam sumber-sumber kerabian namun tidak  secara tepat diikuti dalam catatan-catatan Injil. Kedua murid yang disebut ialah Andreas (lih. ay 40), dan Yohanes (yang tidak pernah menunjuk dirinya dengan nama dalam Injil).

     Istilah murid dapat berarti pelajar dan/atau pengikut. Ini adalah suatu nama mula-mula bagi orang yang percaya dalam Yesus Kristus sebagai Mesias Yahudi yang dijanjikan. Penting untuk dicatat bahwa panggilan PB untuk murid-murid, bukanlah merupakan keputusan belaka (lih. Mat 13). Kekristenan adalah suatu keputusan awal (pertobatan dan iman) yang diikuti dengan suatu keputusan terus menerus mengenai ketaatan dan ketekunan.  Kekristenan bukan merupakan polis asuransi atau tiket ke Surga, namun suatu hubungan hamba/persahabatan harian dengan Yesus.


1:37 "kedua murid itu mendengar apa yang dikatakanNya itu" Yohanes Pembaptis menunjukkan diluar batas  dirinya sendiri kepada Yesus (lih. 3:30).


1:38 "Rabi (yang diterjemahkan berarti Guru)" Ini adalah gelar lazim dalam Yudaisme abad pertama untuk mengidentifikasikan mereka yang mampu menguraikan implikasi dan aplikasi dari Hukum Musa dan Tradisi Lisan (Talmud). Secara hurufiah ini artinya "tuanku". Istilah ini digunakan Rasul Yohanes sebagai ekuivalen dengan "guru" (lih. 11:8,28; 13:13-14; 20:10). Fakta bahwa Yohanes menerangkan istilah-istilahnya (lih. Ay 38,41, 42) menunjukkan bahwa ia menulis kepada orang bukan Yahudi.


- "dimanakah Engkau tinggal?" Ini sepertinya mengikuti prosedur-prosedur tradisional yaitu menstabilkan ikatan yang unik antara guru dengan murid. Pertanyaan mereka mengisyaratkan bahwa kedua laki-laki ini menginginkan untuk menyediakan waktu lebih bersama dengan Yesus daripada hanya bisa bertanya beberapa pertanyaan di perjalanan (lih. ay 39).

 

1:39 "waktu itu kira-kira pukul empat"

 Tidaklah pasti apakah Yohanes menggunakan Waktu Romawi, yang dimulai pada  12:00 am. atau fajar, atau waktu Yahudi, yang brawal pada 6:00 p.m. (twilight). Ketika seseorang membandingkan Yoh 19:14 dengan Mar 15:25 sepertinya ini mengisyaratkan waktu Roma. Namun demikian, ketika seseorang melihat Yoh 11:9, sepertinya ini mengisyaratkan waktu Yahudi. Yohanes mungkin menggunakan keduanya. Di sini sepertinya waktu Romawi sekitar pukul 4:00 pm.

 1:41
NASB "Andreas bertemu mula-mula dengan... saudaranya"
NKJV, NRSV "Andreas mula-mula bertemu dengan... saudaranya"
TEV "Segera ia menemui"
NJB "Yang pertama-tama dilakukan Andreas"
Ada variasi naskah kuno yang mempengaruhi terjemahan. Pilihannya adalah: (1) hal pertama yang dilakukan Andreas; (2) orang pertama yang ia temui; atau; (3) Andreas adalah orang pertama yang pergi menyiarkan berita.

 "Mesias (artinya Kristus)"
1:42 "Yesus memandang dia" Istilah ini menunjuk pada suatu "pandangan yang tajam."
            "Simon anak Yohanes" Ada beberapa kebingungan dalam PB mengenai nama ayah Petrus. Dalam Mat.16:17 Petrus disebut "anak Yunus" ('Inas) namun di sini ia disebut "anak Yohanes" ('Ianns). Nama Yohanes didapati dalam MSS P 66, P 75, and L. MS B memiliki nama yang sama namun hanya dengn satu "n" ('Ians). Nama Yunus muncul dalam MSS A, B 3, K dan kebanyakan dari naskah kuno Yunani yang terkemudian. 

Nampaknya tak ada jawaban yang jelas terhadap pertanyaan ini. Variasi pengejaan adalah hal yang lazim dengan nama salinan dari kata asli dalam bahasa Aram. "'engkau akan dinamakan Kefas' (artinya: Petrus)." Istilah Kefas adalah kata bahasa Aram bagi batu  karang ( kepa), yang dalam bahasa Yunani menjadi kephas. Nama ini akan mengingatkan seseorang akan  stabilitas, kekuatan dan ketahanan.

 

      Kata mereka mengikuti Yesus: Mengikuti Yesus berarti tindakan lahiriah yang mengungkapkan keinginan untuk mengiktui Yesus secara rohani. 

      Apakah yang kamu cari?: Pertanyaan semacam ini merupakan suatu penolakan, tetapi apbila diucapkan dengan lembut tdak demikian. 

Pertanyaan baliknya adalah, Di manakah Engkau tinggal? Seperti halnya tindakan mereka mengikti Yesus, dapat memiliki makna yang lebih mendalam lagi-apakah rahasia dari kehidupan dan kuasa Rohani-Mu? Tempat tingglnya pasti tidak menarik bagi mereka, tetapi percakapan agung yang menyusul tetap membekas di dalam ingatan mereka sebagai kenangan indah.

Waktu: Bertahun-tahun kemudian Yohanes masih mengigat waktu pertemuan tersebut terjadi kira-kira pukul empat sore. [5]

Yesus Anak Domba Allah,: Ketika Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah dalam Yohanes 1:32 dan 1:36, hal ini merujuk pada Yesus sebagai korban yang terutama dan sempurna untuk menebus dosa. Pertanyaan yang diberikan Yohens terhadap para muridnya mau mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dimana di dalam Dia ada keselamatan, ada hidup dan ada jalan. 

 Murid: Murid dalam bahasa Yunani: Mathts (dari kata manthan: belajar, membiasakan diri dengan sesuatu, akrab dengan). Sedangkan dalam bahasa Ibrani kata murid: mesyart (Kel 24:13; 1 Raj 19:21; 2 Raj 4:12; Yer 32:12-13), lebih dipahami sebagai hamba.

Dalam Perjanjian Lama hanya ada satu teks dari masa Yudaisme yang menyebut kata "murid". Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa hubungan individu dengan Allah selalu dipahami dalam rangka hubungan seluruh bangsa Israel dengan Allah. Dalam Yudaisme dan barangkali karena pengaruhi Helenisme, berkembang gagasan Talmd dalam hubungan dengan rabbi yaitu orang yang hampir berwibawa ilahi dalam mengartikan Alkitab.[6]

 

Struktur dan pergerakan teks

Analisis struktur teks bertujuan untuk menemukan kekuatan pokok dari teks dan kekuatan itu menjadi tiang agung dari teks. Dalam injil Yoh. 1:35-42 yang merupakan bagian kedua dari bab 1, di dalamnya berisikan struktur teks yang berisikan seluruh daftar saksi  yang satu demi satu, memberi kesaksian mengenai Yesus kepada pendengar Yohanes.

 Seperti pendengar dalam sebuah sandiwara, yang melalui acara yang tercetak menerima informasi mengenai para pelaku, demikian juga ayat-ayat ini dalam Yohanes memungkinkan pembaca atau pendengar memahaminya sebagai drama kisah kehidupan Yesus yang sedang dimainkan. Sejak permulaan mereka diberi tahu siapa dan apa Yesus itu. Struktur tersebut tampak dalam kesaksian-kesaksian sebagai berikut: 

Hari pertama (ay. 29-28)

Saksi:  Yohanes pembabptis kepada para imam Lewi.

Kesaksian:  Yohanes bukan Kristus, juga bukan Elia yang diharapkan (Mal 4:5), atau nabi dalam (Ul 18:25, 18), melainkan suara yang berseru-seru di padang gurun. Yohanes sendiri merasa tidak pantas untuk melepaskan tali kasut Dia yang akan datang sesudahnya.

Hari kedua (ay. 29-34)

 Saksi: Yohanes Pembaptis ketika melihat Yesus.

Kesaksian:  Yesus adalah Anak Domba Allah yang memikul dosa-dosa dunia, Ia lebih tinggi dari pada Yohanes, yang di atasNyaRoh Kudus turun dan yang membaptis dengan Roh; Ia yang dipilih Allah.

Hari ketiga (pada keesokan harinya, ay. 35-39)

Saksi: Yohanes Pembaptis kepada kedua muridnya,yang pergi kepada Yesus sekitar jam 4 siang

Kesaksian: Lihat Anak Domba Allah (ay. 36).(Ini dapat menunjuk kepada domba paskah dan atau Hamba yang menderita dalam Yes.53:7, yang membis dinhadapan  para pencukurnya).

Hari keempat (ay.  40-42)

Saksi:  Andreas kepada Simon 

Kesaksian:  Kami telah menemukan mesias.[7]

Kemudian  masih terdapat tiga kesaksian lain yang terdapat padat ayat 43-51.

Pengarang dan asal usul

    Pada akhir abad 19 pendapat yg mengatakan bahwa rasul Yohanes-lah penulis Injil keempat, diterima oleh kebanyakan ahli berdasarkan bukti-bukti di luar Injil itu seperti dipaparkan di atas, dan bukti-bukti di dalam Injil itu sendiri. Bukti-bukti internal itu mendapat rumusannya dari 131 Westcott dan J. B Lightfoot (Biblical Essays, 1893, hlm 1-198), yg menyatakan bahwa Injil Yoh ditulis oleh seorang Yahudi, yakni Yahudi Palestina, yg adalah saksi mata yg menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa yg dicatatnya, seorang rasul, seorang pribadi yakni pribadi rasul Yohanes, yg disebut 'murid yg dikasihi'. [8] 

Pengarang Injil ini hanya ingin diketahui sebagai murid yang dikasihi oleh Yesus. Dialah yang pada perjamuan terkahir bersandar didada Yesus (13:23). Kepadanya Yesus mempercayakan ibunya ketika ia tergantung dikayu salib (19:23-26.35). dia menjdai kesaksian kematian Yesus dan pada hari paskah berlari mendahului petrus kemakam Yesus yang bangkit dan ia pun percaya(20:2-10). T

entang dia Yesus berkata kepada Petrus, jika Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau ikutlah Aku (21:22). Tetapi nama murid itu tidak pernah dinyatakan. Dalam perjalanan kemudian murid Tuhan ini diidentikkan dengan Yohanes Rasul. Pengindentikkan murid yang dikasihi Tuhandengan Yohanes anak Zebedeus sudah terjadi sejak bapa para Gereja (Irenius Polikarpus). Ia diidentikkan dengan Yohanes, anak Zebedeus karena ia hadir pada perjamuan terakhir: ia berada bersama Petrus pada saat kebangkitan. 

Keberatan atas pengidentikakn ini didasarkan baik pada bukti eksternal maupun bukti internal:

Bukti eksternal: pengidentikkan murid yang dikasihi Tuhan dengan Yohanes Rasul berdasar pada kesaksian Irenius dan Polikarpus. Irenius menulis, yohanes murid Tuhan yang bersandar didadaNya, juga menerbitkan Injil ia tinggal di Efesus di Asia. Namun demikian, kesaksian Irenius diragukan. Tulisan-tulisan dalam lingkungan jemaat Kristen di Efesus tidak pernah menyebut bahwa Yohanes Rasul pernah melayani jemaat di Efesus. 

Bukti internal: ada dua macam bukti yang ditemukan dalam Injil Yohanes kedua bukti tersebut adalah pernyataan langsung yang tentang penulisan Injil dan tentang murid yang dikasihi Tuhan. Kedua pernyataan ini disatukan di dalam 21:24 Dialah ( bdk ayat 20-23) murid yang member kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksian itu benar. [9] 

Teks paralel

 Dalam teks Yohanes bab 1:32-42 memiliki kesinambungan juga dalam teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama, maupun dalam Perjanjian Baru, dimana diterangkan juga tentang "Yesus adalah Anak Domba Allah" misalnya dalam teks (Yesaya 53:10) tentang Kristus adalah Korban Penebus Salah, lalu dalam (Ibrani, bab 10, dan Rm 8:3), seluruh sistem korban persembahan yang ditetapkan Allah dalam Perjanjian Lama mempersiapkan pentas untuk kedatangan Yesus Kristus, yang nantinya akan menjadi korban yang sempurna, yang telah Allah persiapkan sebagai penebusan untuk dosa-dosa umatNya. Dalam kitab (keluaran bab 12:11-13), juga diterangkan demikian, penyembelihan anak domba Paskah dan menaruh darah di ambang pintu rumah supaya malaikat maut melewati mereka "yang ditutupi oleh darah" (Keluaran 12:11-13) merupakan gambaran yang indah mengenai karya penebusan Kristus di atas salib.

 Makna eksegetis

   Yohanes membiarkan Yesus lewat tanpa menjadi pengikut-Nya, tetapi ia memperkenalkan-Nya dengan suatu cara yang menimbulkan gerak baru dalam sejarah keselamatan. Seruannya "Lihat Anak Domba Allah" mendorong dua muridnya sendiri untuk mengikuti Guru baru itu, tanpa mereka mengerti maksud penuh darikesaksian Yohanes tentang Yohanes.

 

   Kesaksian Yohanes dan kesaksian Andreas dan orang-orang lain membawa pembaca injil kepada Yesus. Kesaksian mereka itu hanya langkah pertama. Pembaca selanjutnya hendaknya membiarkan dirinya dipandang oleh Yesus, dan menjawab pertanyaan-Nya, "Apa yang kamu cari?" Perkataan pertama Yesus dalam injil keempat ini adalah  pertanyaan untuk setiap orang yang digerakan untuk mengikuti Yesus: apa yang sesungguhnya kamu cari? Pertanyaan balasan, "Guru, di manakah Engkau tinggal?" awalnya mungkin suatu pertanyaan dangkal tentang lokasi, tetapi dalam injil ini merupakantitik tolak yang baik untuk perlahan-lahan menemukan di mana Yesus sesungguhnya mempunyai kediaman, yakni di dalam Bapa. Kita diajak untuk diam di disitu pula bersama-Nya.[10]

 

                                                                                                                                 

                                                                                                           Bab 3 Penutup

   Melalui teks sederhana ini, saya menemukan bahwa adanya relasi antara Yesus-Yohanes dan para murid yang terdapat dalam Injil Yohanes 1:35-42. Dalam kisah pemanggilan murid pertama ini sangat jelas bahwa murid-murid pertama Yesus semula adalah murid-murid Yohanes. Mereka datang kepada Yesus bukan karena direbut oleh Yesus, tetapi karena ditunjukkan oleh Yohanes sendiri. 

Sehingga hal ini dapat mengatakan bahwa yang palingpenting adalah bahwa tradisi ini berkenan dengan Yesus dimulai dengan pelayanan publik dan oleh pembaptisan yohanes. Eksegese dengan menggunakan metode dekalog sangatlah penting karna mampu mengantar peembaca untuk lebih holistik dalam memahami injil yang disampaikan. Dalam Yohanes 1:35-42, sesunggunya merupakan satu metode bagi kita dalam soal kemuridan dalam hal  ini menjadi murid Yesus atau menjadi pengikutNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun