Mohon tunggu...
Estevanus LauLau
Estevanus LauLau Mohon Tunggu... Mahasiswa - mata adalah pelita tubuh, jika matamu terang maka teranglah seluruh tubuhmu

ESTEVANUS LAU LAU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanggilan Pertama dan Kesaksian Yohanes

18 April 2022   10:24 Diperbarui: 18 April 2022   10:41 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jenis sastra 

    Injil Yohanes juga menggunakan gaya sastra dialog dalam menamplkan kisah-kisah injilnya. Dialog adalah percakapan langsung yang terjadi di antara dua orang atau lebih, atau antara kedua belah pihak. Dalam kisah pemanggilan murid-murid pertama terdapat gaya sastra dialognya, di mana sesi  dialognya terdapat dalam perikop ini, misalkan percakapan antara kedua  murid yang mendengar perkataan Yesus dengan Yesus sendiri (ayat 38-39).

    Para pembaca dan para teolog sering mengatakan bahwa gaya penyampaian injil Yohanes itu adalah dengan gaya berpidato. Gaya berpidato ini sangat mencolok dalam gaya Yohanes. Jenis bahasa ini, ternyata sesuai dengan situasi jamannya, dimana cocok dengan pengungkapan perasaan hati yang bergejolak dalam hati para tokoh ceritanya atupun untuk menyatakan makna yang terkandung dalam suatu peristiwa. Dilihat dari sudut ini gaya pidato dapat berpeeran dalam cerita ibarat "chorus" dalam tragedy-tragedi yang diciptkan para dermawan yunani kuno[3]  

Dalam perikop injil Yohanes bab 1:35-42, sangat menonjol gaya bahasa yang digunakan, disitu dijelaskan bagaiman Yohanes membangun dialog dengan para murindya tentang Yesus. Ungkapn Yohanes itu menggambarkan bahwa memang benar gaya yang dipakai oleh yohanes itu adalah gaya berpidato. 

Mengapa? Karena selain menyampaikan pesan juga mendapat tanggapn balik dari apa yang disampaikan itu. Dan itulah gaya atau cirri khas berpidato dan berdialog. Yohanes kerap kali menyinggung bagaimana ia secara langsung mendengar pesan Yesus, dan berangkat dari mendengar pesan itu, Yohanes menyimpulkan bahwa Yesus menyampaikan pesan-Nya dengan gaya berpidato atau pewarta. 

Sehingga kita kenal bagaimana dalam injil Yohenes banyak kali menggunakan symbol-simbol. Itu menggambarakan gaya analogi yang berbentuk pidato, sebagai contoh tentang panggilan para murid-Nya yang pertma itu. 

 

Filologi [4]

     Dalam hal ini, saya akan menjelaskan ayat demi ayat.  1:35"dua orang muridnya" Mar 1:16-20 nampaknya seperti catatan yang berbeda mengenai panggilan dari dua murid ini. Tidak jelas berapa banyak kontak sebelumnya yang muncul antara Yesus dan murid-murid GalileaNya. Ada tahapan-tahapan disiplin yang khusus yang terlibat dalam proses menjadi seorang pengikut sepenuh waktu dari seorang rabi di jaman Yesus. 

Prosedur-prosedur ini disebutkan dalam sumber-sumber kerabian namun tidak  secara tepat diikuti dalam catatan-catatan Injil. Kedua murid yang disebut ialah Andreas (lih. ay 40), dan Yohanes (yang tidak pernah menunjuk dirinya dengan nama dalam Injil).

     Istilah murid dapat berarti pelajar dan/atau pengikut. Ini adalah suatu nama mula-mula bagi orang yang percaya dalam Yesus Kristus sebagai Mesias Yahudi yang dijanjikan. Penting untuk dicatat bahwa panggilan PB untuk murid-murid, bukanlah merupakan keputusan belaka (lih. Mat 13). Kekristenan adalah suatu keputusan awal (pertobatan dan iman) yang diikuti dengan suatu keputusan terus menerus mengenai ketaatan dan ketekunan.  Kekristenan bukan merupakan polis asuransi atau tiket ke Surga, namun suatu hubungan hamba/persahabatan harian dengan Yesus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun