Wasir tidak meneruskan pertanyaan. Ia lebih banyak memuji kambingnya yang terawat dengan baik. Terlebih setelah ia tahu, Misin yang selama ini merawat, dan menjaganya.
Sekaligus membiarkan kambing-kambing ini merumput bebas.
"Itu kambing saya,"ujar Wasir.
"Ambil pak,"pinta Misin yang bersiap pergi.
"Tidak. Sekarang kambing ini punyamu, Nak."
"Bukan, pak. Pasti nanti diakui punya bapak saya."
"Bilang pada bapakmu. Sekarang kambing ini punyamu. Bilang juga pak Wasir pemilik kambing ini sudah menemukan kambingnya yang hilang setahun lalu."
Sembari mengatakan itu, Wasir tersenyum, dan mengusap kepala Misin lembut. Misin terdiam, tidak tahu lagi mau mengatakan apa.
Wasir lalu pergi, dan Misin kembali pulang bersama kambing-kambing itu.
***
Pagi itu dua ekor kambing hendak dibawa, entah kemana oleh bapaknya Misin. Namun Misin mencegah ketika mau berangkat sekolah.