"Dekat saja dari sini, di pematang sawah. Tapi di balik ilalang."
Wasir bergegas kemudian, sekaligus pamit hendak kembali ke desanya. Ia sedikit menahan diri untuk tidak menunjukkan amarahnya soal kambingnya yang hilang setahun lalu.
 Ia susuri jalan, kemudian terlihat dari jarak yang tidak terlalu jauh. Misin tampak olehnya sedang memangku dagu, dan membiarkan kambing-kambing itu tetap merumput.
Wasir mendekat, dan Misin gugup. Wasir tersenyum, Misin ketakutan. Misin sudah berpikir Wasir adalah pemilik kambing ini.
Karena tidak ada orang yang bila melihatnya bersama kambing akan mendekat ketika sedang menjaga kambing-kambing ini.
Kata Misin, polos.
"Ini kambing bapak?"
Wasir tidak menjawab. Hanya memperhatikan Misin, dan kambing-kambing itu. Jawabnya,"kenapa berpikir begitu?"
"Saya hanya menerka saja. Karena pasti bukan bapak saya pemiliknya. Bapak miskin, dan tidak punya uang untuk punya kambing."
"Bapak kerja apa?"
"Tidak tahu."