"Aku tidak mencuri. Kambing itu ditelantarkan."
"Itu bukan ditelantarkan, Pak. Mereka dibiarkan mencari makan di padang rumput."
"Tapi tidak ada orang. Saya kasihan pada kambing kecil itu."
"Pemiliknya pasti mencari dan lapor polisi."
"Sudah setahun, tidak ada satu orang pun yang datang mencari. Ini jadi kambing kita."
"Itu kambing curian. Bukan punya kita."
Ibunya Misin pergi menjauh menuju tetangga terdekatnya yang berjarak 50 meter. Perbincangan itu dihentikan, dan tidak lagi punya arti.
Suaminya punya pikiran semrawut soal kambing. Baru anak kambing yang merumput tanpa dijaga sudah diakui sebagai miliknya, bagaimana jika sapi atau kerbau.
 Ia juga tidak tahu kepada siapa mau mengadu. Jika ke kantor kepala desa, maka suaminya bakal punya urusan. Maka dibiarkan saja begitu. Lebih baik keadaannya, dan tiada yang mengganggu.
"Aku tadi lihat Misin di pematang sawah sana,"kata mbok Yum, tetangga terdekat yang dikunjungi ibunya Misin.
"Iya, dia sedang menjaga kambing."