Aku berdoa dengan singkat di dalam hati. Pak Kepala Desa sedang tersenyum, menunggu aku berbicara. Aku menghela napas.
------------
Langit mulai gelap. Aliran listrik sudah ada. Aku mulai mengoreksi tugas murid-muridku. Tapi aku sulit berkonsentrasi. Teringat percakapan tadi pagi dengan kepala desa.
"Bu Guru yakin tidak takut jika kutukan itu menimpa Bu Guru?"
"Yakin sekali, Pak. Tolong ijinkan saya mengajar mereka."
"Tapi Ibu juga mengajar di sekolah. Kami kuatir jika kutukan itu menimpa anak kami yang di sekolah melalui Ibu." Â
Denyut di kepalaku semakin kencang.
"Saya akan selalu 'menyucikan diri' setiap kali selesai mengajar anak yang cacat, dan sebelum pergi ke sekolah. Saya berjanji."
"Ibu harus bersumpah."
"Baiklah, saya bersumpah." Â
Di desa ini, ada ritual 'menyucikan diri' jika sengaja atau tanpa sengaja berhubungan dengan orang cacat. Aku terpaksa melakukannya agar bisa membantu anak-anak cacat itu.