Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terbebani PPN 12 Persen atau Kita Sudah Terlalu Nyaman?

31 Desember 2024   19:45 Diperbarui: 5 Januari 2025   17:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Sementara, orang miskin atau yang ekonomi lemah untuk makan sehari atau lebih sudah lumayan menyambung hidup.

Lihatlah! Orang kaya atau pengusaha besar bisa happy karena lebih enteng mengeluarkan uang  tiga juta untuk membayar pajak. Tapi, jika nilai yang sama dikenakan pada kaum papa, ingin taruh di mana kepala kita.

Apakah orang kaya akan nyaman saat menjadi pengemplang PPN 12 persen? Saya kira, bergantung siapa orangnya.

Secara terbuka, rasa nyaman perlahan-lahan menyelinap ke pikiran yang sudah terbiasa menghadapi tantangan hidup. Naik atau tidak PPN, mereka nyaman dengan kondisi apa adanya, tanpa  polesan yang dibuat sedemikian rupa.

Standar nyaman ternyata kita yang buat. Mulai dari pikiran bahwa PPN dibuat untuk memudahkan interaksi antarsesama. Yang mampu bayar pajak bisa tulus membantu orang-orang di sekitarnya juga berharap untuk menyatukan rasa nyaman, sekalipun beban hidup menghimpit mereka.

Jika ada orang merasa nyaman itu lantaran dia mengulurkan tangan untuk membantu yang lemah di tengah asap dapur tak mengepul selama tiga hari. Bayangkan, beras dan ikan dikenakan PPN 12 persen.

Saya kira, orang yang berada dalam rasa nyaman melampaui duit dari pajak. "Astaga, banyaknya PPN 12 persen yang mesti dibayar, tapi lebih tebal rasa nyaman saat memberi sesama." Alangkah senang mereka yang terbebani bukan karena pajak, melainkan tidak mampu memberi sesama.

"Wah, wah, standar nyaman kayak ini lebih dekat memberi sesama." Konsep hidup yang nyaman memang jauh dari gaya hedonis. Hakikatnya, lelaki dan wanita materialistis justeru terbebani.

Dari titik tolak ini, PPN 12 persen hadir bukan untuk membebani hidup kita. Kata siapa? Ya, bagi orang yang ingin keluar dari beban hidup, maka perlu memberi kenyamanan bagi sesama. Caranya? Ia dirancang untuk memberi rasa nyaman bagi siapapun dan apapun bentuknya. 

Yang pasti, hidup tanpa beban secara sadar menjadi nyaman jauh lebih penting daripada haus harta dari pajak. Kecuali orang-orang yang gemar bikin susah dan membebani sesama. Ehem!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun