Contohnya, jika orang beli barang yang tadinya kena pajak 10 persen, sekarang kena 12 persen. Memang cuma menambah 2 persen, tapi jika belanja banyak, lama-lama terasa juga kan? Apalagi buat orang-orang yang gajinya pas-pasan.
Lalu, dampak kenaikan PPN dalam keseharian. Sekarang, kita lihat nih, kenaikan PPN ini ngefek bagaimana buat kehidupan sehari-hari.
Tapi, baru kemarin saya merenung sedikit lebih gelisah. Orang-orang kecil terutama rumah tangga miskin akan berlipat-libat beban hidupnya saat PPN 12 persen diberlakukan yang secara perlahan-lahan memberi efek pada kenaikan harga kebutuhan pokok.Â
Bisa saja kita menganggap peristiwa semacam itu sebagai angin lalu.
Mendukung atau meyakinkan masyarakat dengan gaya persuasif: "Nggak apa-apa, kan sudah disetujui oleh DPR. Tinggal dijalankan pemerintah, kok wong sudah tertulis dalam peraturan perundang-undangan tentang PPN 12 persen." Iya, komentar netizen di X memang belum sepenuhnya membaca utuh aturan main secara tertulis seputar PPN 12 persen. Jika dibaca secara sepintas dan hanya memindahkan isu dari mulut ke mulut jauh lebih asal bunyi.
Pada taraf tertentu, cara berpikir tersebut biasa-biasa saja dan belum paham karena belum membaca aturan tentang mengapa PPN naik. Kita memerhatikan suatu sudut pandang yang lebih menyeluruh lagi, yaitu telaah kritis atas situasi kekinian.
Maksud saya adalah ketika pengambil kebijakan ini menaikkan PPN, maka terlebih dahulu mempertimbangkan masak-masak soal dampak yang ditimbulkannya. Kecuali memang taraf hidup masyarakat terutama orang miskin menjadi sejahtera.Â
Pendek kata, PPN 12 persen itu dilaksanakan setelah tidak ada lagi himpitan dan beban hidup yang berat.
Kebijakan mesti diletakkan di atas kehidupan sosial yang sejahtera dan memiliki kesempatan yang sama bagi setiap warga. Eh, asal jangan sekadar retorika tuan-tuan dan nyonya-nyonya di institusi pemerintah dan parlemen.
Coba bayangkan. Saya geli saja menatap cuitan-cuitan X. Saya ngoceh seperti pula netizen ngomel tak ada capeknya di medsos tatkala berbagai unggahan menampilkan cuitan di akun banyak orang yang bernada keras. Artinya, PPN 12 persen diletakkan sebagai kebijakan yang sangat membebani masyarakat umum, yang jauh lebih berat dengan alasan demi nilai milyaran hingga triliunan pendapatan negara tapi memaksakan kehendak.
Kecuali rerata taraf hidup masyarakat sudah sejahtera banget itu lain ceritanya. Begitulah PPN dinaikkan harus mempertimbangkan ini dan itu, bukan orang-orang yang ngepas bahkan untuk makan saja susah.Â