Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permasalahan Kemiskinan Ekstrem dan Tulisan Sebelum Arsip (4)

19 Desember 2023   15:33 Diperbarui: 28 Desember 2023   05:09 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Rendahnya tingkat elektrifikasi.

Akses KK miskin ekstrem terhadap pelayanan jaringan listrik masih rendah. Permasalahan rendahnya akses KK miskin ekstrem terhadap elektrifikasi yang dimaksud adalah memiliki penerangan listrik yang menyambung sebesar 23,57 persen.

Ketiga, Masih rendahnya akses sanitasi dasar jamban keluarga.

Permasalahan yang dihadapi oleh rumah tangga miskin ekstrem adalah rendahnya akses terhadap sanitasi dasar jamban keluarga karena status kepemilikan jamban keluarga yang hanya menumpang di tempat lain. Akses KK miskin ekstrem terhadap sanitasi dasar jamban keluarga sebesar 23,57 persen.

Rangkaian peristiwa di balik permasalahan banyaknya rumah tidak layak huni, rendahnya tingkat elektrifikasi, dan rendahnya akses sanitasi dasar jamban keluarga, misalnya bukanlah menyangkut keputusan dan penafsiran, melainkan kosa kata kemiskinan ekstrem yang tertulis. Analisis diakui tidak lebih dari suatu terapi dan bahan diskusi ekonomi, resep politik hingga model pendidikan kaum miskin.

Kita melihat, permasalahan kemiskinan ekstrem yang kompleks adalah permasalahan ’hak’. Sejak ”si Capa’ dan si Makkaratang ada di sana,” keduanya tidak sedih, begitu pula mereka yang tidak menerima program bantuan.

Mengapa mereka bersusah payah untuk memamerkan citra kemiskinan ekstremnya? Sekali citra itu muncul, apa yang kita pantau menjadi kebenaran. Mengapa mereka membiarkan dirinya tenggelam dalam kemiskinan yang menurut mereka merupakan hal biasa? Mengapa mereka harus melingkar-lingkar dalam setan kemiskinan yang tidak berujung pangkal? Mengapa mereka larut dalam mimpi buruk. Di situlah permasalahannya. Tidak yang harus disembunyikan dari mereka dan dari aparat penyelenggara negara.

Suatu hari nanti, mereka lepas dari hari gelap menuju hari cerah ceria. Bagi rumah tangga miskin ekstrem, hari ini dan besok pagi tidak akan gelap lagi. Waktu adalah milik mereka. Rumah reok bukan rumah, tetapi membuat mereka tetap bertahan hidup dan menjalani hidup secara wajar. 

Permasalahan yang mesti kita jawab dengan permasalahan ditandai penggiringan pada perburuan rente

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
di balik program kemiskinan ekstrem. Kita mesti berpikir pada cara mempermasalahkan orang-orang yang tidak menganggap permasalahan kemiskinan ekstrem. Ini bentuk permasalahan lain. Setiap orang miskin ekstrem punya ide, imajinasi, dan gambaran agar keluar dari belenggu kemiskinan. Kita berharap, tulisan tentang kemiskinan ekstrem di bumi ini tidak mandeg menjadi arsip belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun