Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Asal Capres Tidak Mengibuli Si Miskin

17 November 2023   23:06 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, ujung kisahnya persis gambaran dan fakta kemiskinan ekstrem di lapangan. Kita melihat kepala keluarga miskin ekstrem dalam dua penanda. Kemiskinan ekstrem dalam data dan kemiskinan ekstrem dalam kenyataan atau fakta di lapangan.

***

Kalau saya ditanya, apa isu strategis yang menggelitik dan mendesak penanganannya di negeri kita. Satu di antaranya isu kemiskinan. Tidak disangka, isu kemiskinan diserempet dengan efek elektoral calon presiden.

Sekarang, saya buka berita online saja muatannya membuat kita berdecak kagum, sisanya membuat kita terasa "ngilu." Ada berita malah muncul semacam lelucon yang tidak masuk akal. Absurd.

Coba kita perhatikan. "Wapres Harap Angka Kemiskinan Cepat Turun Jelang Pemilu karena Caleg Bagi-Bagi Bantuan." Memang sih ada kawan berseloroh jika ada baik bagi-bagi duit karena terjadi peredaran uang di masyarakat. Saya salah duga, dulu omongan seperti itu saya dengar sendiri. Terulang lagi dari kawan yang berbeda. Yang lucu bagi 500 ribu hingga 1 juta rupiah baik uap. Melayang dan lenyap entah kemana.

Marilah kita simak bunyi tajuk yang termuat dalam berita online. "Soal Kemiskinan, Janji Anies-Ganjar-Prabowo masuk akal?," ini dari cnbcindonesia.com. "Menguji "Jurus" Capres-Cawapres di Bidang Kemiskinan dan Pendidikan." Berita online ini bersumber dari beritasatu.com. Ketiga tajuk berita online muncul sebelum terjadi penetapan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilu 2024, hari Selasa (14/11/2023). Saya kira tidak ada hari betul-betul istimewa karena peristiwa terulang dalam lima tahunan.

Suasana di hari-hari jelang pemilihan umum berselang seling wajah muram dan riang gembira, senang dan gembira, ciut dan berani menantang pertarungan politik. Biar elite hingga para pendukung capres-cawapres tidak dicap buta tuli, maka angkatlah bayangan gelap rumah tangga miskin (miskin ekstrem?)!

Lah, capres bisa apa pada si miskin? Banyak orang menghubungkan politik pemilihan presiden dengan nasib orang miskin. Politik orang miskin: siapapun presiden mereka tetap miskin, betulkah?

Masih syukur jika obrolan tentang wong miskin atau kemiskinan terdampar di atas janji-janji para capres dan cawapres. Beruntung cepat-cepat obrolan tentang si miskin bertengger di dokumen visi dan misi capres dan cawapres.

Yang kita heran, saat video dan komentar dari calon presiden dan calon wakil presiden ramai diplesetkan, disoroti hingga dimaki. Tetapi, kisah pilu si miskin justeru sepi dari keperpihakan. Buat apa juga perjuangan politik pilpres lima tahunan jika hanya buyar dari perjuangan politik si miskin. Maksudnya, berapa besar kepedulian capres untuk membebaskan lingkaran setan kemiskinan? Paling tidak, capres lewat program dan tindakan nyata lainnya bisa mengentaskan kemiskinan.

Belum lagi soal data valid seputar jumlah penduduk miskin dan rumah tangga miskin ekstrem. Memangnya kenapa bung jika orang miskin jadi tontonan doang? Anda mau apa jika si miskin jadi angka, obyek atau mainan di pemilihan presiden?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun