Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Asal Capres Tidak Mengibuli Si Miskin

17 November 2023   23:06 Diperbarui: 16 Januari 2024   12:22 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka mampu menyekolahkan anak-anaknya, Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Pertanyaan dari ibu penyuluh nyeletup. Apa Ibu Diana ber-KB? Ibu Diana hanya terdiam. KB bu ya! Begitu kata ibu penyuluh.

Apa yang dibutuhkan ibu Diana untuk program bantuan mendatang? Dibantu menjawab oleh bapak perangkat desa, maka ibu Diana menjawab: " Saya butuh bedah rumah." Saya bertanya, program bantuan manakah yang paling mengurangi beban hidup kemiskinan keluarga? "PKH pak," jawabnya. Anak-anak mereka bisa melanjutkan sekolah melalui PKH.

Pada pertanyaan berikutnya. Apa mata pencaharian bapak Sudirman (sudah terjawab sebelumnya)? "Bapaknya bekerja sebagai buruh bangunan," jawab ibu Diana. Apakah rumah ini milik ibu? "Ya, rumah status milik pribadi." Terus, tanah atau lahan rumah juga milik ibu Diana? "Tanah tempat tinggal ini milik pribadi." Rumah ibu sudah punya listrik apa belum? "Ya, menyambung."

Ternyata, saya sedikit lupa menanyakan berapa luas rumah bapak Sudirman. Luas rumahnya 5 x 6 m bujur sangkar. 

Dua pertanyaan terakhir. Air minum yang digunakan ibu sekeluarga bersumber dari mana? "Sumur gali," jawabnya. Ibu punya jamban keluarga? "Ya, punya." Kami menilai, kondisi keluarga dan kondisi rumah merka termasuk kriteria miskin ekstrem. Itulah kesimpulannya berdasarkan fakta lapangan.

Itu satu dari tiga sampel miskin ekstrem yang dimonitoring dalam seharian. Diketahui, total KK miskin ekstrem di Desa Banrimanurung, Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 53 KK. Sudirman-Diana dinilai KK miskin ekstrem terparah di wilayah desa tersebut. Sebetulnya ada lagi sampel KK miskin ekstrem.

Pada desa yang sama. Seorang KK miskin ekstrem bernama Cici dengan jumlah anggota keluarga tujuh orang. Wawancara kami dengan empunya rumah diwakili oleh istrinya, Murni.

Di desa yang berbeda, di hari yang sama. Seorang KK miskin ekstrem bernama Hamidah, yang hidup sebatang kara. Supaya lebih akrab, saya memanggilnya nenek Hamidah. Tidak ada satu guratan wajah sedih dan ekspresi duka lara pada dirinya. Dia ramah dan murah senyum. Wawancara kami dengan empunya rumah tanpa diwakili oleh siapapun.

Cukup dibantu ngomong oleh seorang perangkat desa. Lokasinya ada di Desa Garassikang, Kecamatan Bangkala Barat. 

Sayangnya, nenek Hamidah terbilang miskin ekstrem, tetapi tidak terdapat dalam data. Oleh pemerintah pusat disebut exclusion error, kecuali muncul di data baru KK miskin ekstrem (Desil 1) di desa tersebut.

Secara kasat mata, gambar kondisi rumahnya diambil sebagai data riil di lapangan. Semuanya mengkriteriakan miskin ekstrem. Untunglah, kami tidak berlama-lama di siang bolong. Kami mempersiapkan pertanyaan. Rentetan pertanyaan dalam quisioner bunyinya sama. Dari hari pertama hingga terakhir, pertanyaannya tidak berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun